China mengatakan sudah meminta Korea Utara untuk menjamin pembebasan sebuah kapal ikan dan awaknya yang ditangkap awal bulan ini.
Kantor berita China, Xinhua, mengatakan para diplomat di ibu kota Korea Utara, Pyongyang, sudah diminta bantuannya pada pada tanggal 10 Mei dan sedang berupaya.
"Setelah menerima telepon, Kedutaan Besar China mengirimkan perwakilan kepada Kementrian Luar Negeri DPRK (Korea Utara), meminta DPRK membebaskan kapal dan nelayannya secepat mungkin," tutur seorang diplomat China di Pyongyang, Jiang Yaxian, seperti dikutip Xinhua.
Pemilik kapal ikan itu, Yu Xuejun, berpendapat kapalnya sedang berada di perairan China ketika ditangkap bersama 16 awaknya pada tanggal 5 Mei 2013.
Yu mengaku sudah menerima delapan telepon dari para penculiknya yang meminta uang tebusan sebesar US$100.000 atau sekitar Rp1 miliar.
Berita penculikan kapal itu pertama kali dia ungkapan di blognya dan juga situs jejaring sosial China, Tencent Weibo.
Laporan-laporan menyebutkan pesan Yu kemudian disebarkan oleh para pengguna internet lainnya sampai 12.000 kali sehingga menjadi perhatian pihak berwenang China.
* Ketegangan meningkat
Belakangan ini, terjadi beberapa insiden di Laut Kuning, yang merupakan wilayah perikanan yang subur yang terletak antara China dan Semenanjung Korea.
Bulan Mei 2012, sebanyak 29 nelayan China serta tiga kapal ditangkap oleh pihak Korea Utara yang tidak jelas identitasnya.
Dua pekan kemudian mereka dibebaskan dan tidak bisa dipastikan apakah karena pembayaran uang tebusan.
Identitas pihak penculik juga tidak jelas, apakah merupakan pihak berwenang atau kelompok penjahat.
China merupakan sekutu utama Korea Utara namun hubungan keduanya menegang setelah uji coba nuklir Korut yang ketiga pada 12 Februari tahun ini.
Setelah uji coba tersebut, pemerintah Beijing mendukung perluasan sanksi atas China dan bank-bank mereka menghentikan transaksi dengan bank utama Korea Utara yang menanangani penukaran mata uang.
Media-media China juga menjadi lebih vokal dalam memberitakan Korea Utara dan secara terbuka membahas keuntungan dan kerugian dari hubungan dengan Pyongyang. [Liang Mei Li / Beijing]
***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id