Dilansir China Daily, Kamis (8/11/2012) mobil supermini listrik pertama China, Roewe E50 baru saja diluncurkan di Shanghai.
Dan untuk merangsang masyarakat membelinya, pemerintah pun membantu dengan mensubsidi para pembeli dengan angka yang tidak bisa dibilang kecil yakni 100.000 yuan atau sekitar Rp. 153,4 jutaan.
Roewe E50 merupakan kendaraan listrik hasil penelitian tiga tahun Shanghai Automotive Industry Corp (SAIC). Dengan begitu, harga mobil ini yang berada di angka 220.000-240.000 yuan atau sekitar Rp. 337,65 jutaan sampai Rp. 368,35 jutaan pun bisa dikurangi cukup banyak.
Subsidi 100.000 itu merupakan gabungan dua subsidi. Pemerintah pusat memberikan subsidi 60.000 yuan sementara pemerintah kota Shanghai memberikan 40.000 yuan. Subsidi itu akan langsung memotong harga mobil.
Selain itu, proses surat dan pelat nomor mobil listrik pun akan dipermudah dibandingkan dengan mobil konvensional. Seperti diketahui, pelat nomor adalah salah satu benda yang paling sulit di dapatkan di Shanghai karena pemerintah kota memang membatasinya.
Calon pembeli mobil pun harus berdoa untuk mendapatkannya karena itu dikeluarkan dengan sistem lelang. Jadi para calon pemilik kendaraan harus menyisihkan uang tambahan untuk mendapatkan pelat nomor kendaraan. Tapi untuk calon pemilik mobil listrik, hal itu tidak akan diterapkan alias diberikan gratis.
Perlakuan istimewa untuk mobil listrik itu dilakukan karena pemerintah China ingin mencapai komposisi 46 persen kendaraan bertenaga listrik di jalanan untuk mengurangi potensi karbon dioksida hingga 68 persen dari saat ini.
Selain mobil listrik, mobil hybrid pun juga menjadi perhatian pemerintah. Ke depannya, pemerintah siap mengeluarkan setidaknya 20 peraturan terkait mobil listrik dan hybrid di dekade ini untuk mengatur dan mempromosikan penggunaan mobil ramah lingkungan tersebut.
Targetnya adalah untuk membuat China menjadi negara pemimpin dunia dalam kendaraan listrik dengan menempatkan 500.000 mobil listrik di jalan. Awalnya niat itu dimaksudkan dapat terealisasi pada tahun 2011, tapi karena sebelum pemberian subsidi ini harga mobil listrik masih tinggi, maka target pun diperpanjang jadi 2015.
Pemerintah juga mendorong para produsen mobil lokal untuk lebih giat mengembangkan teknologi mobil hybrid dan listrik serta baterai mobil. Sebab saat ini China hanya memegang 1 persen paten terkait baterai lithium ion yang digunakan pada mobil listrik dan hybrid. Jauh lebih rendah dari Jepang yang menguasai 52 persen dan Amerika Serikat yang memiliki 22 persen.
Perhatian lain pemerintah adalah ketersediaan stasiun pengisian listrik. Untuk itu, SAIC pun mempelopori untuk membangun 1.170 stasiun pengisian listrik di Shanghai dengan banyak diantaranya ditempatkan di pinggiran kota. [Louis Koh / Beijing] Sumber: China Daily
PESAN DARI ADMIN
Mari kita dukung kiriman artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan ke dalam halaman facebook, twitter & googleplus Anda, serta pastikan Anda juga bisa mengirim artikel berita kegiatan / kejadian tentang Tionghoa di kota tempat tinggal Anda atau artikel bermanfaat lainnya ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id