Rencana ambisius yang diumumkan oleh National Energy Administration tersebut didorong oleh maraknya pembangunan instalasi energi surya dalam beberapa bulan terakhir di negeri itu. Setelah pemerintah memperkenankan operator memberikan tarif yang lebih tinggi jika mereka bisa menghasilkan energi terbarukan itu sebelum akhir tahun ini.
Sebelum ini, China melipatgandakan target energi surya mereka hingga 10 gigawatt setelah bencana nuklir melanda Fukushima, Jepang. Padahal, di akhir 2010 lalu, produksi energi surya negeri pengekspor produk-produk photovoltaic yang dibutuhkan untuk pembangkit listrik tenaga surya tersebut masih di bawah 1 gigawatt.
Khusus untuk pembangkit listrik tenaga angin, dari kapasitas 100 gigawatt yang akan dihasilkan, sebanyak 5 gigawatt di antaranya akan dihasilkan dari instalasi yang akan dibangun di samudera. Kapasitas produksi pembangkit listrik tenaga angin sendiri tidak berubah dari target sebelumnya. [Liana Yang / Surabaya / Tionghoanews]