Pham Thi Huong dari Komite Rakyat Pulau Ly Son di Provinsi Quang Ngai, Vietnam, mengemukakan hal itu. "Kapten kapal itu berbicara kepada keluarganya dan mengatakan kepada mereka bahwa orang China menuntut 70.000 yuan (11.000 dollar AS) untuk pembebasan mereka," katanya.
Dia menambahkan tidak jelas apakah jumlah itu untuk satu atau kedua perahu.
Para pejabat menyarankan pihak keluarga untuk tidak membayar dan telah meminta Hanoi untuk mendesak pembebasan mereka, katanya.
Insiden itu adalah yang terbaru dalam serangkaian pertempuran diplomatik antara dua negara tetangga atas pulau di Laut China Selatan.
Pada akhir Februari, Vietnam mengklaim China telah mencegah 11 nelayan Vietnam untuk mendekati Kepulauan Paracel guna menghindari angin kencang.
Pekan lalu, kementerian luar negeri Hanoi mengatakan, China telah secara serius melanggar wilayah kedaulatan Vietnam dengan memungkinkan perusahaan minyak China untuk membuka penawaran eksplorasi minyak dekat kepulauan Paracel.
Beijing mengatakan ia memiliki kedaulatan atas semua wilayah Laut China Selatan, rute utama perdagangan global.
Kepulauan Paracel - atau disebut Kepulauan Hoang Sa di Vietnam - telah dikendalikan oleh China sejak tahun 1974 tetapi diklaim oleh Vietnam. Kedua negara juga telah bersaing klaim atas pulau-pulau Spratly - satu kepulauan berpotensi kaya minyak.
Sementara, Taiwan, Brunei, Malaysia, dan Filipina juga mengklaim semua atau sebagian dari kepulauan Spratly. Sepertiga dari perdagangan yang berlayar di laut global melewati Laut China Selatan, yang juga dipercaya mengandung cadangan minyak dan gas besar. [Suzanna Lao / Jakarta]