Sejumlah pengacara telah menyampaikan kekhawatirannya terhadap kebijakan sumpah setia itu, dan menggambarkannya sebagai langkah yang tidak tepat, menyulitkan, dan tanpa dasar hukum yang jelas serta membahayakan aturan hukum.
Jiang Tianyong, seorang pengacara aktivis AIDS, yang ditahan selama dua bulan tahun lalu, mengatakan kebijakan itu sebagai sesuatu yang "menggelikan dalam sebuah masyarakat modern" dan "tidak dapat dibayangkan negara manapun". "Sebagai seorang pengacara, Anda hanya harus memperhatikan hukum dan percaya kepada klien Anda," kata seorang pengacara terkenal lain, Mo Shaoping kepada Reuters. "Sumpah itu akan mencederai pembangunan sistem hukum di Cina."
Namun, Kementerian Kehakiman mengatakan sumpah itu penting untuk meningkatkan standar politik, profesional dan moral para pengacara. Aturan itu juga menyebutkan institusi yang melakukan upacara sumpah dan disebutkan bahwa para pengacara harus mengucapkan sumpah, dalam waktu tiga bulan dari tanggal yang tertera di sertifikat mereka, seperti dilaporkan kantor berita Xinhua.
* Pencabutan lisensi
Kebijakan baru itu terbit di tengah transisi politik yang sensitif, dan Partai Komunis sedang mempersiapkan peralihan pimpinan politik yang terjadi setiap satu dekade pada akhir tahun ini.
Dalam beberapa tahun, otoritas China telah meningkatkan tekanan terhadap para pengacara yang menangani kasus politik yang sensitif. Tahun lalu, pemerintah menghentikan atau mencabut lisensi untuk menghalangi pengacara membela kasus yang berhubungan dengan kritik terhadap pemerintah dan aktivis HAM.
Sejumlah pengacara, seperti Gao Zhisheng yang selama ini kritis terhadap pemerintah dan aktivis tuna netra Chen Guangcheng, berada di tahanan rahasia atau menjadi tahanan rumah.
Gao, yang ditahan pada Februari 2009, dibebaskan Maret 2010 dan kemudian menghilang. Keluarganya diberitahu Januari tahun ini, bahwa pengacara yang diketahui membela aktivis dan agama minoritas, ditahan di daerah terpencil di Xinjiang. Chen berselisih dengan pemerintah mengenai masalah pelaksanaan kebijakan satu anak di China.
Dia membela seorang perempuan yang sedang hamil tua dipaksa melakukan aborsi, dan disterilisasi petugas kesehatan di Kota Linyi, Provinsi Shandong. [Louis Koh / Beijing]