Kepolisian Sydney mengkonfirmasi bahwa seorang pria China berumur 29 tahun mengalami patah tulang pipi dan hidung dalam insiden yang terjadi pada Senin, 23 April tersebut. Pria itu juga mengalami luka bakar akibat disundut dengan rokok.
"Korban kedua juga mengalami luka bakar di wajah selama perampokan tersebut," demikian pernyataan kepolisian Sydney seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (24/4/2012).
Salah seorang korban diidentifikasi sebagai blogger China bernama Xuan, yang tengah menempuh pendidikan S2 di Sydney. Pria itu memposting soal serangan tersebut di situs mikroblogging populer China, Weibo.
"Sekelompok penjahat menyerang kami. Hidung kami patah dan tubuh kami berlumuran darah," tulis Xuan yang diterjemahkan surat kabar Australia, Sydney Morning Herald.
"Tulang pipi teman saya hancur. Mereka menyerang saya dengan kaca dan menyundut kami dengan rokok yang menyala. Wajah saya terbakar dan benar-benar rusak. Yang paling parah, saya benar-benar membenci komentar-komentar rasis mereka," tulis Xuan.
Xuan mengklaim para penyerang yang berjumlah enam orang tersebut menghina mereka dengan sebutan "anjing dan kucing Asia." Bahkan ketika teman Xuan mencoba menyeka darah yang keluar dari hidungnya, seorang gadis menyumpal mulut pria tersebut dengan pembalut yang diambil dari celananya.
Menurut Xuan, saat kejadian ada banyak penumpang dan staf di kereta tersebut. Namun tak seorang pun yang menolong mereka.
Tulisan Xuan ini telah diposting ulang di Weibo sebanyak lebih dari 10 ribu kali. Para blogger China ramai memposting komentar-komentar negatif mengenai insiden tersebut. Bahkan ada yang mengimbau warga China untuk tidak berkunjung ke Australia.
"Sudah ada beberapa negara dan wilayah yang seharusnya tidak kita kunjungi, kini kita bisa menambah satu negara lagi," cetus seorang blogger bernama Longliuliu. [Lie Hua / Sydney]
* Menelusuri mikroblog, bhawa tindakan RASIS ini akan dibalas publik China, dimanapun ketemu mahasiswa Australia di China atau di negara lain, "Maka berhati-hatilah engkau BULE bamgsat !!!".
