Pihak berwenang pabean Australia mengatakan, ke-10 warga China itu diselamatkan di lepas pesisir utara Australia pada hari Kamis setelah mereka mengirim sinyal permintaan bantuan.
Kelompok pencari suaka tersebut, yang mencakup wanita dan anak-anak, mengatakan kepada imigrasi bahwa mereka ingin meminta suaka di Selandia Baru.
Mereka saat ini mendirikan tenda di sebuah terminal feri di Darwin.
Jurubicara Menteri Imigrasi Australia Chris Bowen mengatakan, pemerintah tidak mempunyai wewenang hukum untuk menahan mereka.
Dikatakan mereka yang memiliki dokumen yang sah akan diberi visa sementara yang memungkinkan mereka mengisi perbekalan, tapi lainnya harus tetap berada di kapal.
Ian Ritoul dari Koalisi Aksi Pengungsi mengatakan, kelompok ini mendapat perlakuan yang sangat berbeda, mengingat bahwa pencari suaka yang memasuki perairan Australia biasanya ditahan.
"Saya harap ini menandakan perubahan sikap dalam menyambut pencari suaka, memastikan mereka dalam keadaan selamat dan mengijinkan mereka pergi ke tempat lain yang dapat memberikan perlindungan," katanya.
Dikatakannya, mereka tidak akan menghadapi penahanan wajib pada waktu mereka tiba di Selandia Baru.
Kelompok pencari suaka tadi mengatakan, mereka adalah anggota Falun Gong dan meninggalkan China karena ditindas.
"Kami tidak meninggalkan China bersama-sama, kami berangkat pada waktu yang berbeda," seorang dari mereka mengatakan kepada ABC melalui interpreter.
"Kami tidak saling mengenal waktu itu. Kami bertemu di Malaysia di PBB dan meninggalkan Malaysia bersama dengan kapal untuk pergi ke Selandia Baru sebagai pengungsi."
Pihak berwenang Selandia Baru mengatakan sedang berusaha mencari lebih banyak informasi tentang situasi itu.
Jurubicara Penjabat Perdana Menteri Selandia Baru Bill English mengatakan, pemerintah prihatin tentang keselamatan para pencari suaka itu kalau mereka mencoba melakukan perjalanan laut yang "sangat berbahaya". [Leslie Cheung / Jakarta]