Mark Stone dari Sky News dibawa ke mobil pengangkut polisi dengan kamera yang masih berjalan dan meneruskan laporan langsungnya tentang perjalanan ke kantor polisi.
Ketika mereka ditangkap, pembawa acara di London, Anna Jones, bertanya kepadanya apa yang terjadi.
"Ini situasinya terasa seperti tidak nyata, menurut saya," kata Jones dalam siaran langsung Jumat 15 Maret.
"Saya kira ini juga seperti tidak nyata buat kami," balas Stone.
Dalam perjalanan ke kantor polisi -yang terus disiarkan langsung- seorang polisi China tampak sedang merekam gambar Stone.
"Masih di dalam mobil polisi dan beberapa saat lagi akan keluar dari pengalaman yang agak surealis ini, yang bisa memberikan sedikit gambaran tentang apa yang kadang terjadi di China," lapor Stone.
Menurut Stone, para polisi yang menangkapnya tampaknya tidak menyadari bahwa dia masih melaporkan langsung ke London.
* Alasan tidak jelas
Mereka kemudian dibawa ke dalam sebuah ruangan dan disuruh menunggu untuk diinterogasi namun mereka kemudian dibebaskan.
Sky News mengatakan mereka memiliki izin untuk merekam video di Lapangan Tiananmen, tempat unjuk rasa besar anti-pemerintah tahun 1989, yang menewaskan sekitar 240 pengunjuk rasa.
Stone mengatakan tidak mengetahui dengan jelas alasan penangkapan mereka.
Seorang polisi mendekati mereka dan meminta mereka untuk mematikan kamera karena berada di kawasan Kota Terlarang dan tidak memiliki izin yang tepat.
Namun Stone menduga alasannya adalah karena mereka menyebut unjuk rasa tahun 1989.
"Kami berada di Lapangan Tiananmen untuk merekam gambar dan melaporkan siaran langsung sepanjang hari dan mereka menghentikan kami karena satu kata. Kami berbicara tentang unjuk rasa 1989 dan mereka tidak suka itu," tutur Stone kepada kantor berita AFP.
Dia menambahkan mereka mendapat perlakuan baik dari polisi selama ditahan. [Louis Koh / Beijing]
***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id