Rencana Jepang tersebut mencakup penambahan 39 pulau tak berpenghuni ke peta Jepang pada akhir Maret. Di antaranya pulau-pulau, yang di China dikenal dengan nama Kepulauan Diaoyu.
Laporan kantor berita resmi China, Xinhua, seperti dikutip Channel News Asia hari Selasa (31/1/2012) menyebutkan, pulau-pulau di Laut China Timur - yang disebut Senkaku di Jepang, dan juga diklaim oleh Taiwan, terlerak di daerah yang diyakini mengandung cadangan minyak dan gas.
"Kepulauan Diaoyu dan pulau-pulau yang berdekatan dengannya, tetap menjadi bagian dari wilayah China," tandas jurubicara Kementerian Luar Negeri China, Liu Weimin dalam pernyataan resminya.
"China secara resmi telah memprotes rencana Jepang menamakan pulau-pulau tersebut," kata Liu, sambil menambahkan, "tindakan sepihak" merupakan "tidak sah dan ilegal".
Sejak Januari, empat politisi Jepang mengunjungi pulau-pulau tersebut dan ini telah memicu kemarahan Beijing.
Pada September 2010, hubungan antara Jepang dan China memburuk menyusul penangkapan kapal nelayan China berikut kaptennya di dekat gugusan kepulauan itu.
Insiden tersebut memicu ketegangan yang paling buruk di antara negara-negara Asia belakangan ini, setelah China memanggil Duta Besar Jepang untuk China, dan membatalkan perundingan eksplorasi energi bersama di Laut China Timur.
Jepang kemudian membebaskan kapten kapal China, yang ditahan karena sebelumnya menabrak dua kapal penjaga pantai Jepang. [Miao Miao / Beijing]