Telur yang sedang sedang ramai dibahas di media dan internet itu disebut telur karet atau telur ping pong, karena terlalu keras untuk dimakan.
Hal itu semakin membuat kecurigaan bahwa telur itu palsu, setelah muncul dalam "jumlah yang kecil" di sejumlah pasar di berbagai pelosok China, demikian laporan kantor berita Xinhua.
"Investigasi ini dilakukan untuk menjawab kekhawatiran pembeli setelah beberapa dari mereka menjadi korban yang membeli telur palsu dari pedagang tidak bertanggung jawab yang ingin mengeruk keuntungan," sebagaimana dilaporkan.
Namun, telur yang keras bisa secara alamiah yang disebabkan oleh ayam yang mengkonsumsi makanan dengan senyawa gosipol yang mengikat protein dalam kuning telur, lapor Xinhua.
"Gosipol biasanya ada dalam sisa benih kapas yang ditambahkan sebagai sumber tambahan protein, dosis besar senyawa tersebut akan menekan aktivitas sperma sebagaimana gosipol yang sudah diuji ke dalam pil kontrasepsi pria," tambahnya.
Ancaman keamanan pangan bukan hal yang baru di China, seperti minyak goreng palsu, susu yang tercemar, dan semangka yang meledak karena terlalu banyak diberi pupuk, juga menghiasi pemberitaan di media.
Pada 2008, setidaknya enam anak meninggal dan hampir 300.000 sakit karena susu bubuk yang dicampur dengan melamin, senyawa industri yang yang ditambahkan susu kualitas rendah atau encer untuk menipu pengawas dengan memberikan bacaan protein tingkat tinggi padahal menyesatkan. [Leslie Cheung / Jakarta]
