"Diskusi itu menghasilkan beberapa kesepakatan, antara lain presiden diminta menghadiri suatu internasional finance conference pada Januari mendatang," ungkap Hidayat kepada wartawan, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (29/3/2012).
Selain itu, Hidayat menambahkan, para pengusaha tersebut yang mempunyai peranan sebagai kelompok ekonomi keuangan dari Hong Kong, akan datang langsung ke Indonesia pada April mendatang karena mereka melihat prospek pembiayaan di Indonesia akan mempunyai kesempatan yang baik.
"Jadi dia bilang, kami merupakan pusat financial bagi proyek-proyek di Indonesia, selain Singapura. Kami pun bisa bersaing," tuturnya.
Adapun, Hidayat mengungkapkan, bila para pengusaha tersebut berminat untuk investasi di bidang infrastruktur, minyak dan gas, serta perusahaan-perusahaan mereka ingin mengikuti program pertambangan smelter.
Di samping itu, dia menjelaskan, di China ada penandatanganan kerja sama atau memorandum of understanding (MoU) kepada 15-16 perusahaan di Beijing senilai USD 17 miliar.
"Untuk China, itu investasi pertambangan smelter juga MoU jembatan Selat Sunda, tapi itu baru MoU karena Korea juga berminat. Mereka sudah konfirmasi dengan kami mereka juga berminat. Jadi kami belum memutuskan secara konkrit karena saya baru mau melaporkan kepada kabinet nanti," pungkasnya. [Meilinda Chen / Jakarta]