Dalam dua dekade belakangan, anggaran pertahanan China meningkat setiap tahun dan merupakan yang terbesar kedua di dunia, setelah Amerika Serikat.
Kenaikan anggaran tersebut diumumkan oleh juru bicara parlemen Kongres Rakyat China, Li Zhaoxing, kepada para wartawan, Minggu 4 Maret.
"China memiliki komitmen untuk jalur pembangunan perdamaian dan mengikuti kebijakan pertahanan nasional dengan pertahanan sebagai cirinya."
"China memiliki 1,3 miliar warga, kawasan yang luas dan garis pantai yang panjang, namun anggaran pertahanan kami relatif lebih rendah dibanding negara-negara besar lain," tambahnya.
Berdasarkan proporsi GDP, anggaran pertahanan China memang lebih rendah dibanding Amerika Serikat dan Inggris, namun para pengamat pertahanan menduga anggaran yang sebenarnya bisa jadi dua kali lebih tinggi dari angka resmi yang diumumkan.
* Pembangunan militer
China sedang membangun kapal induk, pesawat tempur yang tidak bisa dilacak radar, dan rudal yang mampu menembak jatuh satelit.
Tahun lalu, uji coba sudah dilakukan atas pesawat tempur dan kapal induk walau masih membutuhkan waktu beberapa tahun lagi untuk bisa beroperasi penuh.
Selain itu, Beijing juga sedang membangun sejumlah kapal selam baru.
Tentara Pembebasan Rakyat China didukung oleh dua juta personil, yang merupakan jumlah personil militer terbesar di dunia.
Wartawan di Beijing, Martin Patience, melaporkan para pejabat China tetap khawatir atas pengaruh Amerika Serikat di kawasan Asia Pasifik.
Amerika Serikat -dengan anggaran pertahanan tahunan mencapai US$ 740 miliar- sudah menegaskan untuk meningkatkan keberadaannya di kawasan Asia Pasifik, yang dilihat sebagai upaya mengimbangi dominasi China.
Tahun lalu, dalam kunjungan ke Australia, Presiden Barack Obama mengumumkan akan menempatkan pasukan AS di Australia sementara di beberapa negara Asia Pasifik lain sudah ada pasukan AS.
Peningkatan kekuatan militer China selalu meningkatkan kecemasan di kalangan negara-negara kawasan.
China terlibat sengketa wilayah dengan Vietnam, Filipina, maupun Jepang dan sudah mengarahkan ratusan rudal ke Taiwan, yang tetap dianggap sebagai provinsinya yang membangkang. [Louis Koh / Beijing]