Layanan ini nampaknya cukup diminati oleh sebagian orangtua di China. Semenjak layanan biro jodoh ini dibuka pada situs babytree.com, jumlah orangtua yang mendaftarkan buah hati mereka dikabarkan terus bertambah.
Dalam layanan tersebut, orangtua dapat memasukan profil bayinya lengkap bersama dengan foto-fotonya. Profil ini nantinya dapat dilihat oleh para orangtua lainnya, mirip seperti situs pertemanan Facebook atau Friendster yang sering kita gunakan.
Yang unik, jika ada orangtua yang merasa 'klik' dengan bayi milik orang lain, maka ia dapat mengirimkan sebuah 'proposal' pernikahan ke orangtua bayi yang ia lirik. Jika diterima maka bayi mereka bisa segera melakukan pernikahan virtual.
Tak hanya menikah yang dapat dilakukan di sini, jika hubungan antar bayi besan ternyata tak berjalan lancar, disediakan juga pilihan untuk menyudahi segalanya dengan mengklik tombol 'bercerai'.
Menurut Baby Tree, sudah ada 200 keluarga yang mendaftar di layanan mereka dan dari jumlah sebanyak itu 40 bayi diantaranya sudah 'menikah'.
Banyak orangtua yang telah mendaftar mengakui situs ini berguna karena dapat membantu mereka bersosialisasi dengan orangtua lain. Mereka juga merasa senang karena buah hati mereka akan mendapat teman akrab yang baru. Mengenai 'pernikahan', mereka juga mengerti benar bahwa arti pernikahan disini hanyalah sekedar unutk main-mainan. Walaupun begitu, ada juga yang mengaku berharap pernikahan ini tidak hanya sekedar 'label'.
"Kami tidak akan benar-benar membuat mereka menikah, tapi kami menyukai ide dari 'teman kecil yang akhirnya menikah,' jadi kami akui kami memang berharap sedikit," ujar seorang pengguna layanan tersebut.
"Anak laki-laki yang kami temui di website amat lucu. Kami hanya memiliki anak perempuan, jadi sekarang rasanya kami seperti memiliki seorang anak laki-laki," lanjutnya.
Tapi di sisi lain banyak juga yang tidak setuju dengan adanya layanan ini, mereka beranggapan bahwa balita akan dapat dengan mudah menemukan teman mereka sendiri ketika mereka sekolah nanti, tak perlu di jodoh-jodohi seperti ini. Protes ini juga didukung oleh pendapat seorang psikolog.
"Tak ada yang salah dengan memberikan anak teman bermain secara online. Mempunyai teman dapat mendorong pertumbuhan anak-anak. Tetapi, tidak disarankan untuk memberikan anak seorang teman dalam lingkup jangka panjang. Anak mulai menyadari perbedaan gender saat usianya 8-10 tahun, memberinya seorang pasangan saat maupun setelah masa ini akan membuat mereka puber terlalu dini," ujar sang psikolog. [Li Xing Yi / Shanghai]