Warga desa Wukan menggulingkan pejabat lokal tiga bulan lalu dalam sebuah aksi kekerasan menentang penyitaan lahan.
Sebagai bagian dari kesepakatan untuk mengakhiri kekerasan, otoritas China membuat konsesi yang jarang untuk menggelar pemilihan baru.
Aksi di Wukan ini menjadi simbol kemarahan yang sama atas pencaplokan lahan yang biasa dilakukan pejabat desa di China.
Meski pejabat Partai Komunis sering ikut campur dalam proses pemilihan pejabat lokal, tetapi warga Wukan merasa percaya diri bahwa pemilu lokal kali ini akan berbeda.
"Untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, ini adalah sebuah peluang untuk demokrasi,'' kata Lin Zuluan, sekretaris Partai Wukan kepada Reuters.
* Kekerasan bergolak
Pemilihan independen yang dilakukan di Wukan ini menarik perhatian dari banyak kawasan lainnya.
Aktivis dari beberapa wilayah lain di China juga datang ke Wukan untuk meninjau pemilihan dan mencoba untuk menyorot masalah yang juga mereka alami sendiri.
"Wukan adalah sebuah contoh untuk kami,'' kata Hua Youjuan, seorang kepala desa dari Huangshan China timur tempat dimana warga juga memprotes korupsi.
"Apa yang Wukan capai melalui solidaritas adalah sesuatu yang bisa kami pelajari,'' tambahnya.
Aksi protes bergolak di Wukan, provinsi Guangdong, sejak September silam.
Warga desa mengatakan pejabat menjual tanah mereka ke pengembang dan gagal memberikan kompensasi yang layak.
Kekerasan meningkat setelah seorang juru runding desa tewas dalam tahanan polisi Desember lalu.
Polisi mengatakan dia tewas akibat ''penyakit mendadak'', tetapi keluarganya mengatakan dia tewas akibat dipukuli. [Louis Koh / Beijing]