Menurut China Wines Information Website, konsumen menilai bahwa wine China kurang kuat dalam rasa. Bahkan, pembelian wine Perancis mencapai sekitar setengah dari seluruh impor wine di China. Untuk bersaing dengan Perancis, pembuat wine China, Dynasty Fine Wines Group, akan unjuk gigi di sebuah pameran wine, Vinexpo Asia-Pacific, di Hongkong pada tanggal 21-29 Mei.
Dynasty menjual wine merahnya sekitar 1.400 Yen atau Rp. 159.000 per botol. Ternyata omset perusahaan wine China ini berhasil meningkatkan keuntungan mereka. Mereka berusaha meningkatkan dorongan terhadap pemasaran dan distribusi.
Sejauh ini Dynasty belum merencanakan untuk go internasional. Sebuah pabrik wine terkemuka China juga berpendapat bahwa pembuat wine China harus menaklukan pasar sendiri sebelum bersaing di pasaran global. Pernyataan itu cukup masuk akal, mengingat konsumsi wine di China tumbuh lebih cepat daripada tempat lain di dunia. Bahkan, pasaran wine telah tumbuh sebesar 20 % selama masing-masing lima tahun terakhir.
Great Wall, sebuah label wine, memiliki perkebunan anggur di Sanggan dan Huaxia, daerah di utara Provinsi Hebei, dan perkebunan lain di Junding, bagian timur provinsi Shangdong, yang ditumbuhi lebih dari 10 varietas buah anggur.
"Kami telah membawa jenis anggur terbaik, tetapi kami juga membutuhkan pembuat anggur yang mahir, seperti restoran terkenal yang membutuhkan koki terbaik," kata wakil direktur perusahaan Chi Jingtao kepada China Daily.
China mungkin memiliki varietas anggur terbaik di dunia, namun mereka masih belum memiliki pembuat wine terbaik. Itulah kendala terbesar yang dikeluhkan para pengusaha wine di China. [Miao Miao / Beijing]
* Sumber: Google Search Engine