Menurut kantor berita Xinhua, yang menjadi media corong rezim komunis China, pejabat di Provinsi Hubei mengatakan bahwa kabut kelabu yang mengganggu Wuhan, kota berpopulasi 9 juta orang itu, disebabkan oleh petani yang membakar jerami, dan memberitahukan kepada warga untuk tinggal di dalam rumah agar tidak menghirupnya.
Namun sejumlah laporan menyatakan bahwa penyebab dari kabut kuning tebal itu adalah kecelakaan industri.
Louisa Lim, seorang koresponden yang berbasis di Beijing mengatakan melalui akun Twitternya bahwa Kedutaan Besar Prancis di Wuhan berasumsi polusi tersebut berasal dari sebuah sumber kimia, mungkin klorin, namun semenjak Senin, kedutaan Prancis telah "menghapus" informasi itu.
Kedutaan Besar Prancis di Wuhan mengatakan pada Senin sore (11/6): "Asal dari awan tebal yang menyelimuti kota, sekarang ini belum diketahui," sambil menambahkan bahwa orang-orang harus membatasi penggunaan AC.
Pernyataan dari Departemen Lingkungan Hubei yang diperoleh Xinhua mengatakan bahwa kualitas udara tidak ada hubungannya dengan kecelakaan industri terdekat apapun. Ia mengatakan, kualitas udara yang buruk disebabkan oleh pembakaran bahan organik, terutama jerami gandum.
Xinhua menambahkan bahwa banyak petani di area terdekat yang membakar tanaman yang dibuang setelah musim panen usai.
Warga Wuhan memberitahukan kantor berita AFP bahwa kabut itu memiliki warna kuing abu-abu, dengan sedikit warna hijau pada beberapa daerah. Foto yang dipublikasikan di berbagai kantor media menunjukkan kabut kekuning-kuningan yang menggantung di atas kota, dengan warga yang menutupi muka mereka dengan masker atau tangannya.
Seorang warga Wuhan, Li Yunzhong memberitahukan AFP: "Saya melihat keluar dari jendela kantor dan tidak dapat memercayai mata saya. Awalnya saya mengira akan turun hujan. Selama 31 tahun di Wuhan saya belum pernah melihat kejadian seperti itu. Kami sangat khawatir karena kami tidak tahu apa yang terjadi."
Warga lain, yang menyebut dirinya Ms. Li, memberitahu media bahwa mereka mendengar rumor ledakan di Pabrik Kimia Wuhan disebabkan oleh kebocoran gas klorin, yang memberikan kontribusi pada kabut tebal di atas kota.
Menurut laporan Global Times milik pemerintah RRC, kabut Wuhan hampir sama seperti kabut yang turun di atas Nanjing pada Minggu (10/6). Biro Perlindungan Lingkungan Nanjing mengatakan bahwa pada Sabtu malam (9/6), indeks polusi udara melonjak menjadi 478, membuatnya menjadi kota paling tercemar dari 120 kota di RRC terutama yang menggunakan indeks polusi.
Zhang Jianyong, seorang profesor di Akademi Ilmu Sosial China, memberitahukan kepada media bahwa meskipun polusi itu disebabkan oleh asap jerami, namun dampak negatif dari udara yang tercemar pada kesehatan orang terkena kabut itu, sama dengan menghisap rokok beberapa bungkus. [Miao Miao / Beijing]