INTERNASIONAL | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Senin, 12 Desember 2011

MASYARAKAT CHINA MAKIN GANDRUNGI BARANG MEWAH

Li Xingyi, seorang gadis China, berjalan di kawasan perbelanjaan di Chengdu. Dia mengenakan lensa kontak dan bulu mata palsu. Dia menyandang tas mahal, Louis Vuitton. Baju hangatnya pun terbuat dari bulu-bulu cerpelai.

Wiraswastawati muda berusia 25 tahun itu merupakan salah satu orang China yang hidup di luar kota metropolitan seperti Beijing atau Shanghai. Tetapi gaya hidupnya serupa dengan warga kota metropolitan, gemar mengenakan barang bermerk yang mahal.

"Saya suka. Saya sanggup membelinya, sehingga beli saja," ujarnya. Menurut dia, tas Louis Vuitton itu dibeli seharga 17.000 yuan atau Rp 24 juta.

China merupakan salah satu pembeli paling banyak barang-barang mewah seperti tas, jam tangan, sepatu, dan baju. Pada tahun 2015 mendatang, para analis mengatakan mereka yang tinggal di kota lebih kecil seperti Chengdu di Provinsi Sichuan juga semakin makmur.

Li yang sudah menikah dan memiliki seorang anak lelaki mengaku  menghabiskan dana sebesar 20.000 yuan atau sebesar Rp 28,5 juta sekitar seperlima gaji bulanannya untuk membeli barang-barang mewah. Pengeluaran ini cukup besar jika dibandingkan dengan rata-rata sisa penghasilan yang dapat dibelanjakan di kawasan pedesaan sebesar 1.592 yuan atau Rp 2,2 juta.

"Saya mengenal barang bermerek ketika sekolah di luar negeri," ujarnya. Dia menambahkan, merek favoritnya adalah Miu Miu dan menyayangkan toko itu belum dibuka di kotanya.

"Para pembelanja China diperkirakan membelanjakan sekitar 15,6 miliar dollar AS untuk barang bermerek tahun ini. Angka ini naik 20 persen dari tahun lalu," kata Shaun Rein, Direktur Pelaksana pada China Market Reaserch Group di Shanghai.

Hanya 40 persen dari belanjaan tersebut merupakan barang buatan China.

Banyak pembelanja di Beijing dan Shanghai lebih senang pergi berbelanja di Hongkong atau Eropa untuk berburu barang favorit mereka. Itu merupakan salah satu cara untuk menghindari pajak di China yang mencapai 17 persen, ditambah pajak konsumsi 56 persen dan bea masuk impor.

"Orang sudah tidak tahu lagi akan kemana membelanjakan uang mereka sehingga mereka belanja barang mewah," Rein.

Bentley Motors memiliki 18 cabang di kota-kota kedua. China merupakan pasar terbesar Bentley setelah AS. Penjualan pada 9 bulan pertama 2011 mencapai 1.103 unit, naik 83,5 persen dari 601 unit terjual pada tahun lalu.

Ruang pamer Jaguar Land Rover di Chengdu menjual lebih dari 1.100 unit pada 2010, meski harganya dua juta yuan.

Penduduk China memang semakin makmur, bahkan yang tinggal di kota-kota di kawasan Barat. [Wang Lie Fei / Beijing / China / Tionghoanews]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA