Kelompok ini berlayar dan berlabuh di pulau tak berpenghuni, yang dikenal dengan nama Senkaku di Jepang dan Diaoyu di China. Menurut penjaga pantai Jepang,mereka naik perahu nelayan dan berada di pulau sengketa itu selama lebih dari dua jam pada Selasa (3/1). Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei mengatakan, Beijing telah mengajukan protes terhadap pemerintah Jepang dan menegaskan lagi kedaulatan di kepulauan tersebut.
"Tekad China menjaga kedaulatan Kepulauan Diaoyu sangat teguh," ungkapnya, dikutip media. China juga telah memanggil utusan diplomatik Jepang di Beijing, tapi Beijing tidak menyebutkan namanya. Kunjungan ini dilakukan ketika Jepang dan China memperingati 40 tahun normalisasi hubungan diplomatik tahun ini, dan berusaha untuk memperbaiki hubungan kedua negara.
Kepulauan kecil, yang diyakini memiliki cadangan minyak dan gas bumi, menjadi sumber konflik kedua negara selama beberapa dekade. Menurut laporan CNN,ketika Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihiko Noda mengunjungi China akhir bulan lalu, dia setuju dengan Beijing untuk mengatur pertemuan tingkat tinggi tentang masalah maritim untuk mengurangi ketegangan.
Sementara pada Selasa (3/1), aktivis pro-China, termasuk aktivis dari Taiwan dan Hong Kong, berupaya mendarat di kepulauan tersebut. Mereka berlayar dari Hong Kong menuju kepulauan itu dengan mengibarkan bendera China. Perjalanan diperkirakan memakan waktu dua atau tiga hari. "Pulau Diaoyu adalah milik kami. Ini adalah tanah nenek moyang kami. Kami memprotes sikap dan tindakan Jepang," ungkap juru bicara aktivis pro- China, Huang Hsi Lin, kepada wartawan.
Aktivis pro-China pernah sekali sukses mendarat di kepulauan itu pada 1996.Tapi selain itu, mereka dihalangi oleh kapal- kapal patroli Jepang. Pemerintah Jepang melarang masuk siapa pun masuk wilayah itu untuk mencegah insiden politik. Penjaga pantai Jepang mengatakan bahwa tiga warga di kapal nelayan, yang berlayar dari Ishigaki di barat daya Jepang, berlabuh di salah satu pulau yang disengketakan sekitar pukul 9:30 waktu setempat, sementara empat orang lainnya mengikuti 20 menit kemudian.
Dari empat orang itu, dua orang adalah Hitoshi Nakama dan Tadashi Nakamine dari Kota Ishigaki, sedangkan identitas dari dua lainnya tidak diketahui. Sebelumnya, pada 2010, Nakama pernah ke pulau itu tanpa izin pemerintah pusat Jepang. "Para penjaga pantai kapal patroli selalu dekat dengan Kepulauan Senkaku. Ketika kapal mereka mendekati Senkaku, penjaga pantai secara lisan memerintahkan mereka untuk tidak berada dalam jarak yang lebih dekat," kata juru bicara penjaga pantai. [Wang Lie Fei / Beijing]
