INTERNASIONAL | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Rabu, 04 Januari 2012

PRESIDEN TAIWAN TETAP UNGGUL

Presiden Taiwan Ma Ying Jeou tetap unggul dibandingkan para pesaingnya dalam pemilihan umum presiden (pilpres) 14 Januari mendatang. Demikian hasil berbagai jajak pendapat yang dirilis kemarin.

Ma yang terpilih pada 2008, maju untuk periode kedua melawan pesaingnya,ketua Partai Progresif Demokratik (DPP) Tsai Ing Wen dan independen James Soong. Tsai berupaya menjadi presiden wanita pertama di Taiwan dan Soong maju lagi setelah kekalahan tipis dalam pilpres 2000. United Daily News mewawancarai 2.011 orang dan sebanyak 44% memilih Ma, 36% memilih Tsai, dan 7% mendukung Soong, serta sisanya 13% belum menentukan pilihan.

"Ma yang berasal dari Kuomintang mendapat dukungan dari perempuan dan pemilih paruh baya, memimpin 10 poin untuk dua kategori tersebut," tulis harian tersebut. Dalam jajak pendapat yang dilakukan TVBS hasilnya sama. Ma tetap unggul delapan poin dengan 45% suara, sedangkan Tsai hanya meraih 37% dan Soong 6%.

"Pemilih nonpartisan mendukung Ma dengan 35%, sedangkan Tsai 26%," ungkap TVBS yang mengumpulkan 1.111 responden. Namun, Ma dan Tsai hanya berbeda tipis dalam jajak pendapat yang dilakukan harian China Times, dengan 39,5% dan 36,5%, hanya selisih tiga poin. Soong meraih 5,8% suara, sedangkan 18,2% belum menentukan pilihan dalam jajak pendapat terhadap 1.104 responden yang berhak memilih.

Jajak pendapat yang dilakukan mendekati pilpres Taiwan dalam sejarahnya selalu memiliki hasil yang akurat untuk memprediksi para kandidat presiden.Pada 2008, jajak pendapat menunjukkan Ma unggul 20 poin di atas pesaingnya dari DPP Frank Hsieh. Ma ternyata menang pemilu dengan selisih 17% poin. Pada 2004, Presiden Taiwan Chen Shui Bian dan kandidat oposisi Lien Chan saling mengungguli dalam jajak pendapat sebelum pemilu.

Setelah pemilu, Chen hanya menang kurang dari 1% poin setelah kekacauan akibat penembakan pada malam jelang pemilu. Otoritas penjara Taiwan menyatakan, mantan Presiden Chen yang kini dipenjara tidak akan diizinkan menghadiri pemakaman ibu mertuanya pekan depan.Keputusan otoritas penjara itu membuat marah kubu oposisi. Ibu mertua Chen,Wu Wang Hsia yang meninggal pada usia 85 tahun, akan dimakamkan pada 10 Januari, hanya 10 hari sebelum pilpres.

"Banyak orang diperkirakan ada di pemakaman dan untuk alasan keamanan, Chen tidak akan diizinkan pergi pada hari itu," kata Su Kun Miing, juru bicara Penjara Taipei, tempat Chen harus menjalani hukuman penjara selama 17 tahun enam bulan. "Chen yang menjadi presiden pada 2000-2008 akan diizinkan memberikan penghormatan terakhir pada mendiang ibu mertuanya pada hari yang dirahasiakan," ujar otoritas penjara.

Keputusan ini langsung mendapat protes dari kantor Chen, karena menganggap alasan keamanan hanya menjadi dalih untuk mencegah mantan presiden Taiwan itu muncul ke publik. "Keputusan ini jelas karena pertimbangan politik," papar pernyataan kantor Chen. Putra Chen, Chen Chih Chung, maju untuk kursi legislatif pada pemilu 14 Januari. [Raymond Teo / Taipei]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA