Bahkan, Dana Moneter Internasional (IMF) pada April 2011 lalu memproyeksikan ekonomi China akan mengungguli AS pada 2016 mendatang. Karena 2016 hanya tinggal beberapa tahun lagi,untuk pertama kalinya hegemoni ekonomi AS di dunia diramalkan akan berakhir pada abad ini. Namun, kapan China akan mengungguli ekonomi AS masih menjadi perdebatan di banyak kalangan. Jim Clifton dari Gallup yang menulis buku The Coming Jobs War mengatakan, jika ekonomi AS tidak segera dipacu kembali dan mulai jalan,dunia akan menyaksikan sebuah kekuatan ekonomi baru dalam beberapa dekade mendatang.
Produk domestik bruto (GDP) China,lanjut Clifton,diperkirakan jauh lebih besar daripada AS dalam kurun 30 tahun. Total GDP dunia pada 2010 lalu lebih dari USD60 triliun.AS memiliki GDP sekitar USD15 triliun atau pangsa pasar ekonomi global AS sekitar 25%. China saat ini memiliki GDP hampir USD6 triliun atau pangsa pasar sekitar 10%. Sebagai perbandingan, India dan Rusia memiliki GDP masing-masing hampir USD1,5 triliun.
Sekarang ini,lanjut Clifton, GDP China empat kali lebih besar daripada India atau tiga kali lebih besar daripada Rusia dan dua kali lebih besar daripada Brasil. GDP Jepang hampir sama dengan China lebih dari USD5 triliun, tetapi ekonomi Jepang telah stagnan,lebih parah daripada AS. GDP Jerman USD3,3 triliun, Inggris USD2 triliun, dan Prancis USD2,5 triliun. Clifton berargumentasi, GDP AS sekarang ini terbesar di dunia dengan USD15 triliun, tetapi ekonomi negara adidaya ini mandek.
China dengan GDP USD6 triliun mencatat pertumbuhan ekonomi hampir 10% per tahun. Ini berarti, lanjut Clifton, dalam kurun 30 tahun GDP China mencapai USD200 triliun atau naik 4%. Banyak ekonom memperkirakan bahwa GDP China akan melambung hingga USD70 triliun pada 2040 dengan 35% menguasai pangsa pasar dunia. Pada periode yang bersamaan, GDP AS akan tumbuh 2,5% per tahun atau mencapai USD30 triliun atau 15% pangsa pasar dunia pada 2040.
Prediksi China akan mengambil alih posisi AS sebagai negara dengan perekonomian terbesar sebelumnya telah diungkap analis dan berbagai lembaga ekonomi. Standard Chartered Plc melalui laporannya yang bertajuk Super-Cycle Report pada 2010 lalu memperkirakan China akan melejit sebagai negara dengan kekuatan ekonomi terkuat pada 2020.Ini karena ekspansi berkembang dengan lebih cepat dan adanya apresiasi terhadap mata uang negara tersebut.
"Kami percaya bahwa dunia sedang mengalami 'siklus super' dari 'pertumbuhan yang berlangsung secara terusmenerus dan tinggi'," kata sejumlah ekonom yang dipimpin Gerard Lyons dalam laporan tersebut.Pada 2030, perekonomian China akan berkembang dua kali lipat dari AS dan menyumbang 24% dari produksi global. [Veronica Lim / Bogor]