John-Boy Vossen.
Menurut penelitian itu, pada 2000 hanya ada delapan perusahaan China di MRA. Pada 2010 jumlahnya bertambah menjadi 72. Dengan demikian kawasan ini menduduki posisi kedua dalam klassemen. Yang paling banyak di Rotterdam dan sekitarnya: jumlahnya hampir delapan puluh.
Namun peneliti Carine van Oosteren menambahkan beberapa catatan. "Sumbangan langsung perusahaan China bagi pasar tenaga kerja di kawasan masih sangat terbatas. Selain itu, rata-rata penambahan jumlah perusahaan China di kawasan ini dua sampai sepuluh.
Dengan demikian China tidak termasuk investor asing yang paling banyak penambahan jumlahnya."
Generasi pertama dan kedua
Biro Penelitian dan Statistik BOS meneliti semua total perusahaan China di MRA. Jadi termasuk perusahaan-perusahaan yang didirikan generasi pertama dan kedua warga China. Jumlahnya sekitar 840.
"Saya gembira dengan angka ini," kata John Lie, sekretaris Asosiasi Pengusaha China Amsterdam menanggapi laporan tersebut. "Senang kalau kelompok minoritas ini kembali masuk berita."
"Masyarakat China jarang masuk media Belanda, seolah kami tidak ada. Statistik ini menunjukkan, bahwa kami berhasil berintegrasi di masyarakat Belanda." Horeca
Dua pertiga dari perusahaan China di Belanda aktif di bidang perhotelan, kafe dan restoran atau Horeca. Terutama generasi pertama pengusaha China bekerja di industri ini. Generasi kedua migran China banyak aktif di sektor finansial dan kesehatan.
"Tingkat pendidikan generasi pertama di sektor-sektor terntentu cukup rendah," jelas Van Oosteren. "Dan kurangnya pengalaman dan tipisnya pengusahaan bahasa Belanda juga menjadi kendala besar untuk bisa berkarir di sektor lain."
"Namun anak-anak mereka lebih berfokus pada pasar Belanda dan tidak banyak berbeda dari pengusaha Belanda asli.
Namun Van Oosteren tidak bisa menjelaskan kenapa di Amsterdam- berbeda dengan kawasan-kawasan Belanda lain- hanya 25 persen dari pengusaha China bekerja di sektor perhotelan, kafe dan restoran atau horeca. [Miao Miao / Beijing]