Menurut Presiden Direktur Pelabuhan Indonesia II, R.J. Lino, pembangunan pelabuhan tersebut nantinya akan melibatkan investor asal China yaitu China Merchant.
"Kami akan menandatangani MoU (nota kesepahaman) dalam waktu dekat," ujar Lino saat ditemui di Menara Kadin, Jakarta, Selasa 26 Juni 2012.
Nantinya, Lino menambahkan, pelabuhan bongkar muat Batam itu akan mempunyai kelengkapan yang sama dengan pelabuhan Tanjung Priok. Rencananya, pihaknya akan membangun terminal container, transhipper iron ore, transhipper BBM, blending gold, dan coal blending.
Pelabuhan ini, menurut dia, dapat membuat proses pembelian iron ore dari Brasil lebih mudah dan murah. Ia mencontohkan, selama ini, PT Krakatau Steel Tbk membeli iron ore dengan menggunakan kapal kecil ke Brasil.
"Tentunya, dengan adanya pelabuhan ini, nanti akan ada kapal ukuran besar yang singgah dan Krakatau Steel tinggal mengangkut saja dari Batam," katanya.
Lino melanjutkan, upaya tersebut akan membuat ongkos dan harga yang didapatkan oleh produk dalam negeri semakin murah dan efisien.
Namun, Lino belum bisa mengungkapkan secara pasti berapa nilai investasi yang disiapkan perseroan untuk membangun terminal tersebut. Secara kasar, nilainya diperkirakan melebihi Rp20 triliun.
"Mungkin pelabuhan Batam ini akan mulai beroperasi sekitar 2015-2016," tuturnya. Pelabuhan itu diperkirakan mulai dibangun tahun depan. [Tiffanny Chen / Batam]