Ia tidak sedang sembahyang, melainkan meminta maaf kepada anjing-anjing itu atas perlakuan manusia yang memakan daging mereka. Permohonan itu ia sampaikan dalam sebuah aksi demontrasi menentang konsumsi daging anjing. Foto-foto aksinya yang mengundang simpati itu dipublikasikan belum lama ini oleh media setempat.
Dalam sebuah gambar tampak anjing-anjing yang siap dipotong. Ada pula gambar bagaimana anjing-anjing itu dijual di pasar. Sebuah gambar lainnya memperlihatkan bagaimana daging itu dimasak.
Setelah itu tentu saja, ada pula gambar sekelompok orang yang dengan asyiknya menyantap menu daging anjing di sebuah restoran. Bahkan ada pula gambar sebuah restoran yang penuh sesak oleh pengunjung yang menyantap menu yang sama, sop daging anjing.
Aksi seniman Pian Shan itu digelar bukan tanpa alasan. Masyarakat China masih gemar mengonsumsi daging anjing hingga turun temurun. Terutama masyarakat kota Yulin di provinsi Guangxi Zhuang yang memiliki tradisi makan daging anjing di musim panas.
Tradisi itu telah berlangsung beratus-ratus tahun dan sangat digemari di wilayah Guangdong dan Guangxi. Tidak hanya anjing, daging kucing juga cukup digemari. Banyak restoran menyediakan aneka masakan daging anjing dan kucing.
Namun kini, kesadaran masyarakat mulai meningkat untuk tidak mengonsumsi daging anjing dan kucing. Kampanye menentang konsumsi daging anjing ini mendapat perhatian dari China daratan dan kelompok pencinta binatang dari berbagai penjuru dunia. [Miao Miao / Beijing]