Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Sabtu (1/12) Baogen semula menolak keras digusur sebab biaya penggantian tidak sesuai. Rumah itu satu-satunya sempat bertahan meski sekitarnya sudah dibangun jalan bebas hambatan. Namun akhirnya dia menyetujui bangunan itu dibongkar sebab dia merasa terganggu dengan banyaknya orang mengunjungi tempat tinggalnya.
Sejak kisah rumah itu dimuat di beberapa media, Baogen menerima kunjungan banyak orang saban hari. Ini membuatnya tidak nyaman.
Jalan itu belum dibuka secara resmi. Baogen menerima uang penggantian Rp. 399,6 Juta. Ini jauh lebih besar dibandingkan para tetangganya yang ikut tergusur sebab proyek jalan itu.
Saat komunis berkuasa penuh kepentingan rakyat mengalahkan kepemilikan pribadi. Namun hukum di China saat ini telah diubah dan setiap kekayaan individu tidak dapat dihancurkan kecuali ada persetujuan dengan pemiliknya. [Miao Miao / Beijing] Sumber: Dailymail
--
Berita | Internasional | Budaya | Kehidupan | Kesehatan | Iptek | Kisah | Kontak
PESAN DARI ADMIN
Mari kita dukung artikel-artikel kiriman dari teman-teman Tionghoa dengan cara klik "SUKA", kemudian teruskan ke dalam jejaring sosial anda "Facebook, Twitter, Google+, Dll". Ingat ! Anda juga bisa mengirim artikel ke dalam situs blog ini melalui email ini.