INTERNASIONAL | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Rabu, 25 Juli 2012

SEORANG PEREMPUAN CHINA DISTERILISASI PAKSA

Dua lelaki mengikat kaki dan tangan saya. Mereka membius saya tetapi tidak berhasil, tidak bertahan lama, dan saya menderita kesakitan

Seorang perempuan berusia 46 tahun di China dipaksa untuk menjalani sterilisasi oleh pemerintah kotanya karena ia terus menuntut agar kasus pembunuhan puterinya diselidiki oleh pihak yang berwenang.

Mao Yuanchun, seorang petani perempuan asal Huangqiao, provinsi Jiangxi, menantang partai Komunis kotanya dengan meminta keadilan atas kematian puterinya.

"Puteri kami meninggal dalam pertengkaran rumah tangga dan kekasihnya hanya didenda sebesar 40.000 Yuan. Kami tidak suka. Kami meminta pengadilan memenjarakannya," tegas Mao.

Akhir tahun lalu Mao pergi ke pemerintah kota lalu ke pemeritah provinsi, meminta agar kasus pembunuhan puterinya dibuka kembali. Karena tidak ada tanggapan, suaminya kembali berangkat pada 12 Maret.

"Ia dihentikan di stasiun kereta api di Ji'an. Lalu pada 20 Maret lebih dari 20 orang datang ke rumah saya. Saya tidak kenal mereka. Mereka berteriak, 'Mao Chun, keluarlah dan ikut kami!'" cerita Mao.

Para pejabat termasuk Luo Guongqing, deputi sekretaris partai komunis setempat membawa dia ke klinik keluarga berencana.

"Mereka mengira saya sedang hamil dan memaksa saya untuk menjalani pemeriksaan. Tentu saja saya tidak hamil. Lalu mereka bilang akan mensterilisasi saya," klaim Mao.

"Saya bertanya kepada mereka, 'Bagaimana saya bisa hamil di usia ini?' Ketika mereka memaksa untuk mensterilisasi saya, saya mengatakan jika mereka membuat saya sakit maka tidak ada yang akan memberi makan keluarga saya," tutur dia lebih jauh.

Tetapi menurutnya Luo mengatakan pemerintah akan bertanggung jawab atas keluarganya. Sementara itu anak tertua Mao dipanggil ke ruang klinik lain dan diberitahu bahwa proses sterilisasi terhadap ibunya akan dihentikan jika kelurga itu berjanji akan berhenti mengajukan tuntutan. Tetapi puterinya menolak.

"Dan saya mulai meronta, tetapi mereka mengangkat saya ke tempat tidur. Dua lelaki mengikat kaki dan tangan saya. Mereka membius saya tetapi tidak berhasil, tidak bertahan lama, dan saya menderita kesakitan," kenang Mao.

Setelah lewat beberapa hari Mao dilepaskan. Ia lalu pergi ke Beijing untuk mengajukan protes atas pemaksaan terhadapnya. Akan tetapi, sekali lagi dia dihentikan oleh penjaga keamanan dekat Lapangan Tianamen, yang melihat dokumennya dan menyuruhnya pulang.

"Setelah saya pulang pemerintah lokal menghubungi saya dan menawarkan ganti rugi. Mereka menawarkan untuk membayar biaya pengobatan sebesar 35 yuan setiap saya tidak bisa bekerja. Kepada sepupu suami saya  yang bekerja di kantor kejaksaan lokal, mereka mengatakan bahwa jika saya tidak menerima tawaran itu dia akan dipecat. Jadi saya menerimanya."

Beberapa kali Telegraph berusaha menghubungi Luo untuk meminta konfirmasi tetapi belum mendapat tanggapan. [Wang Lie Fei / Beijing]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA