Gugatan senilai 4 juta yuan atau sekitar Rp 6 miliar tersebut diajukan oleh Zheng Jinlong, ayah dari seorang mahasiswa tingkat doktoral di Huazhong University. Laki-laki asal Provinsi Hubei ini menuntut ganti rugi atas kematian anaknya, Zheng Gang.
Pada Februari 2011, Gang dilaporkan melakukan donor sperma untuk kelima kalinya di sebuah rumah sakit yang bekerja sama dengan universitas tempat ia kuliah. Sayangnya ia meninggal tak lama sesudah donor dan tidak tidak pernah diketahui pasti apa penyebabnya.
Jinlong, ayahnya berulang kali minta dilakukan otopsi namun pihak rumah sakit menolaknya dan hanya menjelaskan bahwa kematian anak laki-lakinya adalah sebuah kecelakaan. Padahal menurut Jinlong, anaknya itu sangat sehat sebelum datang ke rumah sakit tersebut.
Meski menolak dilakukannya otopsi, pihak rumah sakit sudah menyanggupi uang santunan sebesar 88 ribu yuan atau sekitar Rp 132,6 juta. Dikutip dari Shanghaidaily, Jumat (7/9/2012), santunan itu diberikan pada istri Gang yang juga sedang menempuh pendidikan doktoral.
Sementara itu, kelangkaan donor di China membuat pasangan tidak subur di negara ini harus antre hingga 2 tahun untuk mendapatkan sperma. Kasus kematian Gang tahun 2011 disebut-sebut turut menakut-nakuti para laki-laki untuk manjadi donor sperma.
"Jadi donor sperma di China itu aman. Donor diberi instruksi kesehatan selama menjalani prosesnya," kata Prof Chen Zhenwen, salah seorang ilmuwan dari institut riset komisi keluarga berencana di China dalam sebuah wawancara dengan Global Times. [Zhang Li Li / Beijing]
PESAN KHUSUS
Silahkan dicatat dan klik alamat kategori dibawah ini, sebelum diganti pesan baru:
http://berita.tionghoanews.com
http://internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com
Jangan lupa ngajak teman Tionghoa anda ikut gabung disini http://www.facebook.com/chinese.indo bersama ribuan teman Tionghoa lainnya.