Dengan memecat Bo Xilai dari Parlemen, mantan ketua Partai Komunis Chongqing itu - yang dituduh menyalah-gunakan kekuasaan, menerima suap dan berbagai kejahatan lainnya - juga kehilangan kekebalan dari gugatan, sehingga membuka jalan bagi tuduhan pidana terhadapnya.
Kasus Bo Xilai mengungkapkan perpecahan dalam tubuh Partai Komunis, antara para pendukungnya yang berhaluan kiri, yang ingin kembali ke era Mao Zedong, dan golongan reformis, yang mendorong perombakan politik dan ekonomi.
Surat terbuka tersebut, yang dimuat di wesite berhaluan ultra kiri "Red China" dan ditujukan kepada komisi Parlemen.
"Apa alasannya memecat Bo Xilai? Lakukan investigasi atas fakta dan buktinya," kata surat itu. "Umumkan kepada rakyat bukti bahwa Bo Xilai akan dapat membela diri menurut hukum."
Sejak Bo jatuh dari kedudukannnya Maret lalu, ia tidak terlihat di depan pbulik dan belum diijinkan menjawab tuduhan terhadapnya.
Bo Xilai kini menghadapi investigasi yang berkaitan dengan pembunuhan pengusaha Inggris Neil Heywood di Chongqing tahun lalu. Bo hampir pasti akan dipenjarakan, setelah isterinya, Gu Kailai, dan mantan kepala polisi, Wang Lijun, divonis penjara.
"Red China", yang mengeluarkan komentar yang membela Bo, diblokir dari banyak pengguna China yang tidak tahu bagaimana menghindari penyensoran, dan surat tadi mungkin tidak akan dihiraukan.
Bo, 63, luas dipandang sebagai berambisi untuk mendapat tempat di jajaran kepemimpinan yang baru, sebelum karirnya runtuh setelah mantan kepala polisinya meminta perlindungan ke Konsulat Amerika pada bulan Februari dan menuduh isteri Bo membunuh Heywood dengan racun. [Miao Miao / Beijing]
PESAN KHUSUS
Silahkan kirim berita/artikel anda ke ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id
MENU LINKS
http://berita.tionghoanews.com
http://internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com