Setelah menang, Koki Chen mengatakan hal yang terpenting baginya bukanlah penghargaan itu sendiri, tetapi mempelajari hal-hal baru dan, dalam proses tersebut, ia menemukan segala kekurangan. Dia berkata, "Tidak hanya memperoleh kesempatan untuk memajukan keterampilan seseorang, tapi juga karakter dan sikap seseorang."
"Jika seseorang ingin mengolah makanan yang baik, pertama kali harus menjadi seorang yang baik."
Koki Chen mengkhususkan diri dalam kuliner Sichuan (provinsi di barat Tiongkok), salah satu dari lima kuliner Tionghoa yang diikut-sertakan dalam kompetisi. Empat lainnya adalah kuliner dari Shandong, Kanton, Huaiyang, dan Tiongkok timur laut.
Koki Chen bersama dengan 16 koki lainnya berhasil memenangkan penghargaan dan kehormatan.
Sebagian besar kontestan memiliki pengalaman puluhan tahun, oleh karena itu proses penjurian dilakukan sangat hati-hati.
Mengingat sulitnya penjurian dan tingkat ketrampilan peserta yang tinggi, penyelenggara kompetisi, Dan Chen, mengatakan ia tidak ingin menjadi juri, "Karena begitu sulit untuk memutuskan siapa yang akan menang."
Ketua tim juri, Koki Qu Yuqiang, mengatakan saat memasak dalam kompetisi, peserta tidak boleh terburu-buru, melainkan bersikap tenang dan bijaksana. "Jika seorang koki memasak dengan baik, ia dapat menyajikan hidangan yang terasa berenergi, pasti ada sesuatu di luar teknik. Ini adalah mentalitas kebijaksanaan."
Wok: wajannya para ahli
Alat memasak yang digunakan dalam kompetisi ini, adalah wajan yang memiliki dasar bulat dan dalam, yang terbuat dari besi. Alat inilah yang biasanya digunakan oleh koki kuliner Tionghoa.
Wajan atau disebut juga wok, berasal dari bahasa Kanton yang berarti panci masak, alat ini digunakan untuk berbagai teknik memasak, termasuk menggoreng, menumis, merebus, memanggang, mengetim, dan banyak gaya memasak lainnya.
Untuk dapat menggunakan satu alat untuk bermacam gaya memasak banyak, sang koki harus menguasai banyak keterampilan dan teknik memasak, salah satunya adalah gaya "wajan besi non-lengket".
"Biasanya koki akan membiarkan wajan menjadi panas sambil memotong bahan-bahan, bahkan hingga lima menit. Kemudian minyak dingin dituangkan ke dalam wajan. Tujuan teknik ini akan membuat makanan tidak akan lengket pada wajan," jelas Dan Chen.
Kompetisi kuliner, yang diselenggarakan oleh jaringan TV independen berbahasa Mandarin New Tang Dynasty ini merupakan salah satu dari serangkaian kompetisi berbeda yang dirancang untuk membawa kembali kebudayaan asli tradisional Tiongkok, yang pernah hampir hancur oleh Partai Komunis di Tiongkok.
Sebelum putaran final kompetisi kuliner Jumat (21/9), dua putaran sebelumnya telah diadakan. Salah satunya diselenggarakan di Times Square, khusus bagi kontestan dari Amerika Utara, dan tempat lainnya di Taipei, Taiwan, yang diselenggarakan pada Agustus lalu.
Di samping kompetisi Times Square, NTD juga menjadi penyelenggara Perjamuan Kaisar pada Kamis malamnya (27/9). Hasil yang dikumpulkan dari perjamuan ini, sebuah beasiswa kerjasama dengan James Beard Foundation, yang bermanfaat bagi pelajar kurang mampu namun tertarik pada seni kuliner Tiongkok.
Meskipun ada begitu banyak orang telah mencicipi kuliner Tionghoa, seni dan teknik kuliner Tionghoa otentik dari berbagai daerah yang tidak akrab didengar.
Salah satu dari tiga pemenang medali perunggu, Koki Alex Zhong, yang telah memasak kuliner Tiongkok timur laut sejak 1984 mengatakan, "Sebagai keturunan Tionghoa, itu adalah tugas kami untuk memperkenalkan budaya ini kepada dunia. Bagi saya pribadi, saya ingin memperkenalkan masakan Tiongkok timur laut kepada dunia." [Angela Wang / Surabaya] Sumber: Epochtimes
PESAN KHUSUS
Silahkan kirim berita/artikel anda ke ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id
MENU LINKS
http://berita.tionghoanews.com
http://internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com