Pemerintah China juga menghentikan perlakuan mewah yang seringkali didapat pejabat China apabila melakukan kegiatan dinas. Hal ini dianggap terlalu berlebihan.
Pemerintah China menganggap pejabatnya seringkali mengeluarkan pidato atau laporan yang bertele-tele. Dalam pidato tersebut, para pejabat China lebih banyak membicarakan jargon-jargon partai daripada membahas isu-isu yang dihadapi oleh rakyat China.
Selama ini Xi Jinping memang terkenal akan gayanya yang blak-blakan dalam melakukan pidato. Hal tersebut sepertinya berusaha ditularkannya ke pajabat-pejabat China lainnya. Dalam suatu pertemuan, kepala badan anti korupsi China, Wang Keshian, meminta pejabat lainnya untuk tidak memanggilnya dengan sebutan "pejabat yang terhormat" karena dianggap terlalu berlebihan. Demikian diberitakan The Telegraph, Selasa (5/12/2012).
Selain dalam pidato-pidato yang dilakukannya, pejabat China juga diminta dapat menjaga sikapnya dalam perjalanan dinas. Sekarang para pejabat tidak akan mendapatkan sambutan mewah saat mereka melakukan kegiatan dinas.
Biasanya para pejabat itu disambut dengan karpet merah dan barisan penduduk yang menyambut kedatangannya. Pejabat tersebut pun akan diantar oleh supir dengan mobil mewah apabila ingin bepergian.
Selama ini rakyat China melihat para pejabatnya sebagai sosok yang arogan dan tidak memikirkan kepentingan warga yang dibawahinya. Banyak pejabat yang lebih suka bersaing untuk menunjukkan siapa yang membuat acara paling mewah, memiliki kekayaan paling banyak ataupun membangun gedung pemerintah yang paling besar.
Tindakan pemerintah China tersebut disambut baik oleh warga. "Generasi pemerintah China sebelumnya tidak pernah mendengarkan pendapat rakyat. Saya tidak tahu apakah generasi yang sekarang ini akan membawa perubahan politik di China, namun dapat dilihat beberapa perbaikan ke arah yang lebih baik," ujar jurnalis China, Yao Bo.
Pemerintah China menyatakan hasil dari peraturan yang dikeluarkannya akan diawasi dengan ketat. Apabila ada pejabat China yang melanggar peraturan tersebut maka ia akan diproses untuk dikenai sanksi. [Miao Miao / Beijing] Sumber: The Telegraph