Warga Desa Shangpu, di Provinsi Guangdong, menduduki balai desa sejak Jumat 22 Februari lalu. Mereka mengklaim seorang pejabat setempat telah menjual lahan tanah yang mereka miliki. Polisi pun dikirim untuk membubarkan aksi protes dan terlibat bentrokan.
"Enam orang ditangkap dalam kejadian ini. Pihak berwenang setempat mendesak agar warga untuk keluar dari daerah yang mereka duduki," tulis RFA, seperti dikutip Channel News Asia, Jumat (1/3/2013).
"Untuk saat ini, kedua pihak (polisi dan warga) saling tegang, tetapi bentrokan sudah berhenti. Polisi telah memblokir jalanan untuk mencegah warga masuk. Negosiasi pun terus berlangsung," jelas seorang warga.
Meski polisi sudah dikerahkan untuk membubarkan warga, mereka bersikeras untuk terus melakukan protes. Demonstrasi ini berlangsung di dekat Desa Wukan yang menjadi simbol perlawanan terhadap korupsi, tahun lalu.
Pada September 2011 lalu, warga Wukan melakukan protes yang menunjukkan terjadinya ketimpangan yang terjadi China. Protes yang terjadi di desa di Negeri Tirai Bambu, lebih banyak menyangkut perebutan lahan yang dilakukan oleh pejabat yang korup. Seringkali, warga tidak berkuasa untuk melawan ulah dari pejabat tersebut. [Zhang Li Li / Beijing]
***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id