Kandungan timbal tertinggi adalah dari sampel China dan Taiwan, dengan sekitar 40 kali di atas ambang batas aman yang ditetapkan Paman Sam.
Para ilmuwan mengatakan masalahnya timbul karena makanan impor dari berbagai negara didasarkan pada peraturan berbeda terkait irigasi dan bahan kimia untuk pertanian.
Para peneliti yang mengangkat laporan itu dalam pertemuan Masyarakat Kimia Amerika di New Orleans mengatakan semua sampel yang mereka teliti melebihi kandungan timbal aman.
Pemimpin peneliti Tsanangurayi Tongesayi mengatakan setiap orang dalam pasar pangan global, menghadapi risiko.
"Karena pasaran pangan dilakukan secara global, setiap orang menghadapi risiko yang sama," kata Tongesayi.
"Jadi mungkin yang kita perlukan adalah peraturan internasional yang mengatur produksi dan distribusi pangan," tambahnya.
Penggunaan timbal dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh dan sangat berbahaya bagi anak-anak. AS mengimpor sekitar 7% beras dari kebutuhan beras negara itu. [Monika / Jakarta] Sumber: BBC
***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id