Berdasarkan laporan Xinhua, anak ini merupakan satu-satunya yang berhasil sembuh sepenuhnya dan diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Dokter dari Infectious Disease Department of the Pediatric Hospital membenarkan bahwa anak tersebut telah pulih dan boleh pulang. meski begitu, mereka tak mau menyebutkan nama anak tersebut.
Sementara itu, sejauh ini pemerintah China masih percaya diri mereka bisa menangani virus langka tersebut dengan baik. WHO juga membantu dalam penelusuran korban virus H7N9 dan mencari tahu apakah penyakit ini bisa menular dari manusia ke manusia.
"Sejauh ini perkembangan virus masih dalam tahap yang bisa dicegah dan dikontrol," ungkap Li Keiqang, seperti dilansir oleh CBS News (10/04).
Meski virus ini belum tersebar keluar China, namun Indonesia tampaknya mengambil langkah cepat dengan menghentikan kiriman produk unggas dari China. Menteri pertanian Rusman Heriawan menjelaskan bahwa penghentian ini akan terus dilakukan sampai pemerintah China menyatakan negara mereka bebas virus flu burung langka H7N9.
Langkah ini cukup tepat dilakukan sebagai langkah pencegahan, mengingat masyarakat Indonesia juga pernah terkena wabah flu burung yang menewaskan banyak orang. Sejauh ini Indonesia mengimpor bulu bebek yang digunakan untuk membuat kok.
Center for Disease Control and Prevention di Amerika Serikat menjelaskan bahwa mereka ikut andil memonitor situasi di China dan mengembangkan vaksin untuk virus flu burung H7N9 ini. [Miao Miao / Beijing]
***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id