Praktek TCM termasuk pengobatan herbal, akupunktur dan pijat. Ahli TCM percaya bahwa ada hubungan erat antara manusia dan lingkungannya. Mereka menyimpulkan bahwa penyakit disebabkan oleh ketidakharmonisan antara lingkungan di dalam dan di luar tubuh.
Setelah pengenalan tentang TCM, para dubes diberikan layanan konsultasi dan perawatan menurut masing-masing diagnosa.
Duta Besar Brunei Darussalam untuk China Magdalene Teo adalah salah satu peserta. Ini adalah pertama kalinya ia mencoba TCM dan Ia mengatakan sangat puas dengan pelayanan yang diberikan. "Bagus sekali," ujarnya. "Saya ada sedikit sakit di pinggang dan tadi sempat dipijat. Sekarang sudah agak menurun rasa sakitnya."
Teo juga mengatakan di masa depan, ia akan mempertimbangkan untuk lebih sering menggunakan TCM. Namun, Ia menyarankan untuk mengimbangkan penggunaan obat Timur dan Barat.
Sementara itu, istri Dubes Singapura untuk China Li Xiaohong juga terkesan dengan perawatan yang diberikannya. Namun ia mengingatkan bahwa perawatan TCM membutuhkan waktu dan komitmen yang besar.
"Sebelum kita mencoba TCM, kita harus bersiap mental dulu," ujar Li Xiaohong. "Karena TCM adalah jenis perawatan jangka panjang. Anda harus bersedia untuk komit waktu, baru Anda dapat melihat hasilnya. Prosesnya lama, tapi menurut saya hasilnya akan berbeda dengan hasil kedokteran Barat."
Kru kami juga sempat bertemu dengan pelajar asal Indonesia Natanael Purwasabda yang mengambil jurusan TCM di Beijing. Ia mengatakan walaupun TCM cukup terkenal di Indonesia, tetapi tidak banyak orang Indonesia yang menggunakannya.
"Klinik TCM yang ternama di Indonesia biasanya harganya mahal-mahal sekali," ujar Natanael. "Pasien sudah pasti akan menghabiskan jutaan rupiah. Karena itu banyak orang yang malas untuk berobat ke klinik TCM."
Selain itu, Natanael juga mengatakan ahli TCM di Indonesia atau biasa disebut sensei belum memiliki standar kompetensi. Banyak obat herbal TCM yang masih belum diakui di dunia kedokteran. Maka itu, pengobatan akupunktur lebih populer di dunia ketimbang obat herbal. Tetapi, Natanael tetap menyarankan TCM untuk mengobati penyakit yang berhubungan dengan jiwa.
"Untuk penyakit yang aneh-aneh, seperti penyakit perasaan atau penyakit jiwa, misalnya orang yang suka marah, datang bulan tidak teratur, suka ngamuk dan banting-banting barang, TCM mempunyai efek yang baik dan memiliki keunggulan daripada pengobatan Barat," ujar Natanael.
Duta Besar Indonesia untuk China Imron Cotan juga diundang untuk menghadiri even itu, tetapi beliau tidak dapat hadir. Ini adalah pertama kalinya acara seperti ini diadakan oleh ASEAN-China Centre. Sekretaris jenderal pusat itu Ma Mingqiang mengatakan ia berharap acara ini dapat meningkatkan pengenalan akan China kepada Asia Tenggara.
"Melalui acara ini, saya berharap para dubes dapat mengerti lebih dalam tentang China," ujar Ma Mingqiang. "Tujuan utama even ini yaitu untuk meningkatkan kesepahaman antara rakyat China dan rakyat Asia Tenggara."
Tur itu juga dihadiri oleh dubes dari Filipina, Vietnam, Laos dan Thailand. [Miao Miao / Beijing]
***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id