Kepolisian dari distrik Wuhou, Chengdu, China membuat terobosan untuk petugasnya yang masih lajang. Sabtu lalu, ada lima anggota polisi tampan dengan identitas misterius yang menjadi hit di kalangan warga-online Sina Weibo sekaligus menarik penggemar wanita.
Itu adalah ketiga kali mikroblog resmi polisi distrik Wuhou mempromosikan anggotanya dengan label "program membantu para polisi lajang". Program itu langsung jadi populer dalam satu pekan saja.
Berbagai pria dengan wajah ganteng dan poster menarik membuat topik itu menjadi bahasan hangat di internet. Namun, dalam waktu bersamaan juga ada netter yang mengkritik langkah itu dan menilai polisi tak seharusnya memposting isi-isi yang tidak serius. Mereka juga mencurigai iklan itu hanya kedok publikasi polisi untuk promosi citra baik.
Pengunjung blog juga mengomentari sangat mungkin ada polisi lajang lain dengan wajah biasa namun tak cukup 'mewakili' sehingga tak diikutkan program mencari jodoh tersebut. Satu komentar bernada curiga dilontarkan pengunjung, berbunyi, "Ah iklan itu bukan untuk pria lajang, melainkan untuk polisi."
Menanggapi kritikan tersebut, direktur deputi biro politik kepolisian, Shi Yi, dalam wawancara dengan harian Chongqing, Economic Times, bahwa cara ini bisa membantu petugas polisi di biro mereka menemukan jodoh dan melepas masa lajangnya.
Shi Yi juga menyangkal bahwa iklan itu hanya khusus untuk mempromosikan 5 polisi itu. Ia menegaskan bahwa kelima polisi itulah yang suka rela mengikuti program tersebut.
Selama pendaftaran, mereka juga melakukan cek latar belakang untuk memastikan bahwa mereka lajang tulen sebelum diiklankan untuk jodoh. Progam ini telah menjadi bahan diskusi cukup lama. Shi Yi mengatakan polisi memiliki jam kerja tak pasti dan memiliki sedikit waktu kosong, sehingga mereka jarang memiliki kesempatan bertemu para gadis. Karena itulah mereka berharap program bisa benar-benar membantu mereka.
Program Membantu Petugas Polisi Lajang juga menarik perhatian istri-istri polisi. Para istri membagi pengalaman pribadi mereka betapa 'sulit' hidup bersama suami polisi dan memperingatkan para wanita yang tertarik untuk bersiap.
"Pertama kalian mungkin jarang makan bersama, sangat sering ada perintah yang mengganggumu malam hari. Juga ia bisa jadi tak berada di sisi kalian saat melahirkan bahkan ketika hamil. Suami kalian mungkin tak bisa pula bepergian ke taman dan menjadi mentor anak-anak anda. Yang pasti kemungkinan kecil bisa membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga." Namun mereka juga berharap kelima polisi itu mendapat jodoh yang baik.,
Meski ada pula yang komentar bernada lebih sinis, "Jika anda tak puas dengan pekerjaan anda dan kesulitan, gantilah pekerjaan. Anda tak bisa menuntut banyak ketika bekerja untuk revolusi!" [Miao Miao / Beijing]
Itu adalah ketiga kali mikroblog resmi polisi distrik Wuhou mempromosikan anggotanya dengan label "program membantu para polisi lajang". Program itu langsung jadi populer dalam satu pekan saja.
Berbagai pria dengan wajah ganteng dan poster menarik membuat topik itu menjadi bahasan hangat di internet. Namun, dalam waktu bersamaan juga ada netter yang mengkritik langkah itu dan menilai polisi tak seharusnya memposting isi-isi yang tidak serius. Mereka juga mencurigai iklan itu hanya kedok publikasi polisi untuk promosi citra baik.
Pengunjung blog juga mengomentari sangat mungkin ada polisi lajang lain dengan wajah biasa namun tak cukup 'mewakili' sehingga tak diikutkan program mencari jodoh tersebut. Satu komentar bernada curiga dilontarkan pengunjung, berbunyi, "Ah iklan itu bukan untuk pria lajang, melainkan untuk polisi."
Menanggapi kritikan tersebut, direktur deputi biro politik kepolisian, Shi Yi, dalam wawancara dengan harian Chongqing, Economic Times, bahwa cara ini bisa membantu petugas polisi di biro mereka menemukan jodoh dan melepas masa lajangnya.
Shi Yi juga menyangkal bahwa iklan itu hanya khusus untuk mempromosikan 5 polisi itu. Ia menegaskan bahwa kelima polisi itulah yang suka rela mengikuti program tersebut.
Selama pendaftaran, mereka juga melakukan cek latar belakang untuk memastikan bahwa mereka lajang tulen sebelum diiklankan untuk jodoh. Progam ini telah menjadi bahan diskusi cukup lama. Shi Yi mengatakan polisi memiliki jam kerja tak pasti dan memiliki sedikit waktu kosong, sehingga mereka jarang memiliki kesempatan bertemu para gadis. Karena itulah mereka berharap program bisa benar-benar membantu mereka.
Program Membantu Petugas Polisi Lajang juga menarik perhatian istri-istri polisi. Para istri membagi pengalaman pribadi mereka betapa 'sulit' hidup bersama suami polisi dan memperingatkan para wanita yang tertarik untuk bersiap.
"Pertama kalian mungkin jarang makan bersama, sangat sering ada perintah yang mengganggumu malam hari. Juga ia bisa jadi tak berada di sisi kalian saat melahirkan bahkan ketika hamil. Suami kalian mungkin tak bisa pula bepergian ke taman dan menjadi mentor anak-anak anda. Yang pasti kemungkinan kecil bisa membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga." Namun mereka juga berharap kelima polisi itu mendapat jodoh yang baik.,
Meski ada pula yang komentar bernada lebih sinis, "Jika anda tak puas dengan pekerjaan anda dan kesulitan, gantilah pekerjaan. Anda tak bisa menuntut banyak ketika bekerja untuk revolusi!" [Miao Miao / Beijing]
