Rincian proyek ini ditulis dalam koran resmi pemerintah, Harian Rakyat.
Menurut kantor berita milik pemerintah China pemakaian slogan bernada keras seperti "Menolak sterilisasi berarti rumah akan dihancurkan" berasal dari ide para pejabat lokal.
Slogan-slogan kasar semacam ini akan diganti dengan ungkapan lebih lunak, tulis koran tersebut.
Namun kebijakan Satu Anak tetap akan berlaku.
Partai Komunis China selama ini lebih menyukai pemakaian slogan yang bersifat langsung dan tanpa basa-basi namun dalam urusan kampanye kebijakan KB, kerap kali spanduk di jalan dan yang ditempel di dinding-dinding muncul dengan bahasa kasar tanpa tedeng aling-aling.
'Habisi keluargamu'
Sebuah riset yang dilakukan Komisi KB dan Populasi Nasional China yang diterbitkan dalam Harian Rakyat meyimpulkan bahwa seperempat slogan yang dipakai sebagai alat kampanye menggunakan bahasa yang kasar dan meyeramkan di masa lalu. Sebagian malah dianggap mendirikan bulu roma.
Misalnya seruan, "Habisi keluargamu kalau menolak ikut aturan" serta, "Tolak (disterilisasi), maka kami buru; mau gantung diri, kami beri talinya".
Menurut riset tersebut mestinya ekspresi lebih lunak dipakai agar "publik tidak merasa tersinggung dan menghindari munculnya ketegangan sosial".
Selama tiga puluh tahun terakhir kebanyakan pasangan di China di kawasan perkotaan dibatasi hanya punya satu anak.
Pemberlakuan UU ini sangat kontroversial, dan kerap kali melibatkan upaya sterilisasi paksa dan bahkan juga aborsi.
Kebijakan Satu Anak juga dianggap sebagai bilang keladi munculnya ketidakseimbangan gender karena banyak keluarga memilih punya anak laki-laki dan kerap memutuskan untuk mengaborsi janin bayi perempuan.
Harian Rakyat mengatakan propaganda kebijakan ini di masa depan harus pula memperhitungkan aspek ini dan menyarankan dipakainya slogan seperti: "Peduli pada perempuan berarti peduli pada masa depan."
Tetapi slogan yang agak keras juga berperan untuk menurunkan angka kelahiran bayi cacat. Seperti ditulis koran tersebut slogan baru nantinya antara lain akan berbunyi: "Jangan minum alkohol dan hisap rokok kalau masih berniat menjadi ayah". [Miao Miao / Beijing]