INTERNASIONAL | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Rabu, 15 Februari 2012

DANA MILITER CHINA NAIK TAJAM

Selama 2011–2015, anggaran pertahanan China bakal berlipat ganda dan melampaui belanja militer yang dikeluarkan negara-negara lain di Asia-Pasifik.

Tahun lalu, anggaran militer China mencapai USD 119,8 miliar (Rp 1,08 triliun) dan kelompok analis global IHS memprediksi pada 2015, anggaran militer China menjadi USD 238,2 miliar (Rp 2,15 triliun). Peningkatan itu sangat wajar seiring dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tahunan China yang mencapai 18,75%. Angka anggaran 2015 itu melebih jumlah total anggaran pertahanan 12 negara besar di Asia-Pasifik yang hanya USD 232,5 miliar (Rp 2,10 miliar).

IHS mengungkapkan anggaran China itu senilai empat kali lipat anggaran pertahanan Jepang. "Beijing mampu meningkatkan anggaran militer dan siap membangun kemampuan militernya dalam dua dekade mendatang," ujar Rajiv Biswas, ekonom IHS Global Insight Asia-Pasifik, dikutip media. "Itu akan dilanjutkan meskipun badai ekonomi menerjang dunia." Pertumbuhan anggaran China selama ini meningkat 12% setiap tahunnya dari 2000 hingga 2009.

China juga sangat diuntungkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di Asia. IHS menyebutkan bahwa China menggunakan uang tunai untuk memodernisasi perlengkapan militer dan mengurangi kekuatan prajuritnya. Pasalnya, China ingin merampingkan jumlah prajurit karena semakin banyak jumlah prajurit maka semakin banyak pengeluaran.

Di samping China dan Jepang, IHS juga melacak anggaran pertahanan India, Korea Selatan, Australia, Taiwan, Singapura, Indonesia, Pakistan, Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Selandia Baru. Menurut Kepala IHS Global Insight Sarah McDowall, fokus militer Amerika Serikat (AS) ke Asia-Pasifik turut membantu peningkatan anggaran militer China.

"Peningkatan anggaran militer China sangat dipengaruhi oleh pemerintahan asing. Hal yang sangat penting, itu dipengaruhi oleh kampanye diplomatik Washington yang lebih mengutamakan Asia-Pasifik,"kata McDowall. Dia mengutarakan, Washington ingin menjamin kebebasan laut di Asia-Pasifik. Itu tentunya membuat China semakin panas dan tidak ingin kalah.

"Washington tetap sigap dengan pertumbuhan militer China," kata McDowall. Presiden AS Barack Obama berjanji meningkatkan kekuatan militernya di Asia. Bahkan, anggaran militer AS pun bakal ditingkatkan. Sebenarnya, peningkatan anggaran militer China juga memaksa negara Asia-Pasifik lainnya untuk meningkatkan anggaran militernya. "Negara negara Asia-Pasifik bakal berlomba- lomba meningkatkan anggaran militer," analis senior IHS, Paul Burton.

Menurut dia, China bukan saja hanya sebagai motivator. "Peningkatan anggaran militer juga dipengaruhi kompetisi perebutan sumber daya alam." Burton memprediksi Vietnam dan Indonesia khususnya, diperkirakan bakal meningkatkan pertahanan militernya sesuai dengan produk domestik bruto (PDB). Namun, menurut dia baik Indonesia maupun Vietnam tidak akan mampu mencocokkan anggaran militer mereka dengan sumber daya alam yang mereka miliki.

Berbeda dengan Singapura yang bakal meningkatkan anggaran pertahanan hingga USD 12,3 miliar (Rp 111,21 miliar) pada 2015. Merespons laporan IHS, Global Times––media milik pemerintah China,tidak mempermasalahkan prediksi IHS. Mereka memperingatkan negara- negara Barat yang selalu menggunakan anggaran militer China untuk menunjukkan ancaman Beijing. "Tujuan memodernisasi pertahanan China untuk mengamankan persatuan dan keamanan nasional," demikian ditulis Global Times.

Kebijakan peningkatan anggaran untuk menyelaraskan dengan pertumbuhan ekonomi. China berulang kali menegaskan belanja militer itu bukan sebagai ancaman bagi negara lain. Namun,AS merupakan negara yang paling mengkhawatirkan pertumbuhan militer China. Apalagi, ketidak transparan China yang menjadi permasalahan bagi negara-negara Barat. Akan tetapi, peningkatan anggaran pertahanan China dan perubahan strategi AS untuk memfokuskan ke Asia tidak membuat khawatir Rusia.

Duta Besar Rusia untuk Indonesia Alexander Ivanov memaparkan, negaranya tidak terlalu mempermasalahkan peningkatan anggaran pertahanan China itu. Terkait peningkatan jumlah tentara AS di Asia-Pasifik, dia menyatakan sudah bukan saatnya bagi negara untuk membuat aliansi militer. "Aliansi militer itu sudah ketinggalan zaman. Itu mental Perang Dingin," ujar Ivanov, kemarin di Jakarta.

"Apa perasaan negara lain ketika ada negara di wilayahnya membuat persekutuan militer dan memperkuat aliansi itu? Aliansi itu mau melawan siapa?" Menurut dia, yang terpenting saat ini adalah membangun keamanan bersama di kawasan. "Yang kita butuhkan di sini bukanlah menambah jumlah keberadaan tentara militer, melainkan mempromosikan keamanan bersama, keamanan yang sangat diperlukan,"papar Ivanov.

"Apa kalian pernah melihat tentara China di perbatasan terdekat kalian?" Laporan IHS itu dirilis ketika Wakil Presiden China Xi Jingping tengah memulai lawatannya di AS. Sebelumnya Xi memperingatkan strategi penambahan pasukan Negeri Paman Sam di Asia. [Leslie Cheung / Jakarta]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA