Menlu China Yang Jiechi, Menlu Jepang Koichiro Gemba dan Menlu Korsel Kim Sung-Hwan, berpose di depan fotografer sebelum memulai pembicaraan, Minggu (8/4/2012). Demikian diberitakan media.
"China prihatin dan khawatir tentang perkembangan terakhir di semenanjung Korea," ujar Menlu Yang sebagaimana dilansir Xinhua.
"Merupakan kepentingan bersama semua pihak untuk memelihara perdamaian dan stabilitas di semenanjung Korea dan mewujudkan perdamaian jangka panjang dan stabilitas di Asia timur laut," imbuhnya.
"China berharap semua pihak yang terlibat tetap tenang dan menahan diri," katanya.
Beijing merupakan sekutu utama Pyongyang.
Korut marah pada AS dan sekutu di kawasan, Jepang dan Korsel, yang menyebut bahwa Korut akan meluncurkan roket antara 12-16 April.
Washington, bersama dengan Tokyo dan Seoul, menganggap perluncuran roket itu sebagai uji coba rudal balistik yang terselubung yang akan melanggar resolusi PBB. Mereka juga menyerukan Pyongyang untuk membatalkan rencana peluncuran itu.
AS menyebut peluncuran roket itu akan berdampak hingga ke Jepang, Filipina dan Indonesia.
Korut menyebut roket itu membawa satelit ke orbit untuk tujuan damai. Indonesia mempercayai informasi itu dan tidak galau pada warning AS. Sedangkan Filipina menanggapi statemen AS dengan serius, dengan mengalihkan aktivitas penerbangan dari dan ke Jepang maupun Korea Selatan selama tanggal 12-16 April mendatang.
Jepang telah menolak undangan dari Korea Utara untuk mengirim pengamat guna menghadiri peluncuran roket, yang merupakan bagian dari perayaan seabad kelahiran bapak pendiri Korut Kim Il-Sung pada 15 April mendatang. [Miao Miao / Beijing]