Ide pengembangan software ini berasal dari pengobatan China kuno yang didasarkan pada keseimbangan aliran energi dalam tubuh yang disebut Zheng. Penelitian lain dari PubMed mengatakan bahwa pola panas dan dingin dalam pengobatan China ini berkaitan dengan proses pemecahan protein yang berbeda di dalam tubuh.
"Mengetahui klasifikasi zheng dapat berfungsi untuk memprediksi dan membantu mencegah penyakit. Ketidakseimbangan zheng bisa menjadi peringatan akan adanya penyakit. Software kami menjembatani kedokteran Timur dan Barat," kata peneliti, Dong Xu, ketua departemen ilmu komputer University of Missouri seperti dilansir Medical Daily, Senin (28/5/2012).
Dalam setahun ini, Xu ingin membuat aplikasi untuk smartphone yang akan memungkinkan orang untuk mengambil foto lidahnya dan mempelajari kondisi zheng-nya sendiri.
"Zheng panas dan zheng dingin tidak merujuk langsung ke suhu tubuh. Namun mengacu pada seperangkat gejala yang berhubungan dengan keadaan tubuh secara keseluruhan. Software kami mampu mengklasifikasikan orang berdasarkan status zhengnya," kata rekan peneliti, Ye Duan, profesor ilmu komputer di University of Missouri.
Dalam penelitian yang dimuat jurnal Evidence Based Complementary and Alternative Medicine, Xu dan Ye Duan menganalisis foto lidah dari 263 orang pasien gastritis dan 48 orang relawan sehat. Peserta yang mengidap gastritis atau radang selaput perut ini digolongkan berdasarkan intensitas gejalanya dan jenis infeksi bakteri tertentu.
Sebagian besar pasien gastritis diketahui memiliki klasifikasi zheng panas dan dingin. Hal ini akan memungkinkan para peneliti memverifikasi keakuratan analisis software. Sayangnya, peneliti belum dapat memastikan apakah softwarenya ini dapat diakses secara gratis atau tidak.
"Kami berharap setiap orang dapat menggunakan alat ini di rumah lewat webcam atau aplikasi smartphone sehingga dapat memantau zheng-nya sendiri dan mendapatkan peringatan dini tentang penyakit yang mungkin dimiliki," kata Xu. [Miao Miao / Beijing]