INTERNASIONAL | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Selasa, 08 Mei 2012

KOL BERACUN RESAHKAN WARGA CHINA

Masyarakat China saat ini tengah diresahkan dengan kasus kol beracun. Otoritas China pun mulai melakukan investigasi terhadap sejumlah distributor sayuran tersebut. Diduga para pedagang sayuran tersebut sengaja menyemprotkan zat kimia beracun, formaldehyde, untuk menjaganya tetap segar.

Puluhan pedagang sayuran di wilayah Provinsi Shandong, yang sebagian besar merupakan penyalur utama sayuran, diduga terlibat dalam kasus tersebut. Mereka diduga sering menggunakan zat kimia tersebut demi membuat sayurannya tetap segar ketika dikirim ke sejumlah pasar dan supermarket.

Formaldehyde sering digunakan untuk mengawetkan binatang dalam penelitian atau saat pembalseman. Sangat berbahaya bagi kesehatan jika zat tersebut sampai masuk ke dalam pencernaan manusia karena bisa menimbulkan kanker. Untuk mencari tahu kebenarannya, maka otoritas setempat melakukan penyelidikan khusus.

"Kami tengah melakukan investigasi atas kasus ini," ujar seorang pejabat kota Dongxia, seperti dilansir oleh media, Selasa (8/5/2012).

Perlu diketahui, di kota Dongxia-lah praktik kotor seperti ini pertama kali terungkap. Praktik serupa kemudian meluas ke wilayah Shandong lainnya dan hingga ke Provinsi Hebei. Praktik seperti ini sering dilakukan saat musim-musim panas.

"Praktik seperti itu (menyemprot zat kimia) sangat biasa dilakukan untuk menjaga kubis tetap segar. Jika tidak demikian, maka sayuran-sayuran yang dikemas dengan ketat di dalam truk tersebut, akan membusuk hanya dalam waktu 2-3 hari saja," tutur seorang petani di Dongxia yang enggan disebut namanya.

Bagi masyarakat China, sayuran kubis menjadi salah satu makanan pokok, terutama di wilayah utara China. Sejumlah media lokal menyatakan, penggunaan formaldehyde tidak hanya pada sayuran, namun juga pada makanan laut dan jamur-jamuran. Para pedagang memilih menggunakan zat beracun tersebut untuk menjaga sayuran tetap segar, dibanding menggunakan truk kontainer berpendingin yang memakan biaya lebih banyak.

Otoritas China berulang kali berjanji akan meningkatkan keamanan makanan bagi rakyatnya. Namun tetap saja sejumlah skandal terjadi akibat pengawasan hukum yang lemah dan maraknya praktik bisnis kotor. [Louis Koh / Beijing]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA