"Wabah terjadi pada 20 Juni, tapi baru dikonfirmasi sebagai flu burung H5N1 pada hari Senin," kata Kementerian Pertanian China seperti dilansir media.
Pihak berwenang mengatakan, saat ini lebih dari 150.000 ayam yang diduga berpotensi terjangkit flu burung telah dimusnahkan.
Menyebarnya virus H5N1 awalnya hanya menewaskan 1.600 ekor, tetapi sekarang sudah ada sekitar 5.500 ayam yang terjangkit virus tersebut.
Pemerintah China tidak menentukan secara spesifik di mana wabah terjadi. Mereka hanya memberi informasi, wabah itu terjadi di sebuah peternakan yang dijalankan perusahaan konstruksi di Xinjiang.
China dianggap sebagai salah satu negara yang paling berisiko epidemi flu burung karena memiliki populasi unggas terbesar di dunia.
Terakhir, dilaporkan wabah terjadi pada April. Saat itu, sekitar 95.000 ayam tewas di wilayah utara Ningxia. Kali ini, virus tersebut meluas di Xinjiang, wilayah luas yang berbatasan dengan Asia Tengah dan rumah bagi etnis Uighur. [Miao Miao / Beijing]