Dalam kongres yang diikuti perwakilan mahasiswa Indonesia yang belajar di beberapa kota di China itu, ditetapkan Ketua PPI China pertama yakni Trisna Metta Widyani.
Trisna Metta Widyani adalah mahasiswi yang tengah mengambil program master Hubungan Internasional Universitas Xiamen, China.
Selain menetapkan ketua PPI China, beserta AD/ART-nya, dalam kongres pertama tersebut, PPI China mengeluarkan deklarasi yang terdiri atas lima poin yakni berperan aktif mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan dan kegiatan akademis para pelajar Indonesia di China.
Kedua, para pelajar dan mahasiswa Indonesia di China sepakat memupuk rasa kebersamaan, nasionalisme dan patriotisme para pelajar Indonesia di China. Ketiga, mempererat interaksi positif menyediakan informasi dan advokasi bagi pelajar dan calon pelajar Indonesia di China.
Keempat, memberikan kontribusi positif secara prokatif, kritis, rasional dan demokratis, independen, dan cinta damai bagi dinamika pelajar Indonesia di China serta kelima secara dinamis mengisi kemitraan strategis antara Republik Indonesia dan China, agar terjalin kerja sama bilateral yang saling menguntungkan untuk kepentingan nasional, regional, dan global.
Atase Pendidikan Kedutaan Besar RI untuk China merangkap Mongolia, Chaerun Anwar mengatakan PPI China baru terbentuk dibandingkan PPI di negara lain karena jumlah pelajar Indonesia yang belajar di China awalnya masih sangat sedikit dibandingkan pelajar Indonesia di negara lain.
"Pada 1998 jumlah pelajar Indonesia yang belajar di China masih 1.000 orang, itu pun untuk belajar Bahasa Mandarin. Setelah 2004 bersamaan dengan makin majunya China di berbagai bidang termasuk pendidikan, jumlah pelajar Indonesia yang mengambil studi di China terus meningkat," katanya.
Chaerun menambahkan, "Saat ini jumlah pelajar dan pemuda Indonesia yang tengah menuntut ilmu di China tercatat 9.535 orang yang tersebar di beberapa sekolah menengah dan universitas di China yang tersebar di Kota Beijing, Shanghai, Nanning, Chongqing dan lain-lain. Mayoritas pelajar dan pemuda Indonesia di China memilih jurusan Bahasa Mandarin, yakni sekitar 62 persen".
Selama ini pelajar dan pemuda Indonesia di China mendirikan organisasi di masing-masing wilayah tempat mereka menuntut ilmu, belum terorganisasi menjadi karena jumlah pelajar dan pemuda Indonesia di China awalnya masih relatif sedikit, kata Chaerun.
"Sekarang dengan kemajuan China yang pesat di berbagai bidang, dan keterbukaan sektor pendidikan di China, maka jumlah pelajar dan pemuda Indonesia yang menuntut ilmu di Negeri Panda semakin meningkat. Karenanya sudah saatnya untuk dibentuk satu organisasi yang mewadahi pelajar dan pemuda Indonesia di China," katanya. [Meilinda Chen / Jakarta]
Catatan: Ayo kita dukung Tionghoanews dengan cara mengirim email artikel berita kegiatan atau kejadian tentang Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id dan jangan lupa ngajak teman-teman Tionghoa anda ikut gabung disini, Xie Xie Ni ...