Pemerintah China memecat lima pejabat yang berasal dari sekolah distrik Fenghuang, Provinsi Hunan. Mereka diketahui menyediakan makan siang yang berada di bawah standar untuk siswa di wilayah mereka. Ulah para pejabat ini menimbulkan kecurigaan bahwa mereka dana makan siang yang disediakan dikorupsi oleh kelimanya.
Makanan kualitas buruk yang tersedia di sekolah Suode merupakan yang salah satu kasus yang terungkap bulan lalu. Seorang guru honorer, Liang Xuyue, membongkar temuannya itu dan menyebarkannya di sebuah sosial media milik China. Setengah satir, Xuyue menyebutkan makanan itu sebagai makanan "sehat". Demikian diberitakan NBC, Senin (3/12/2012).
Makanan tersebut terdiri dari roti seberat 20 gram dan sebuah susu kemasan. Hidangan ini dianggap jauh dari rekomendasi yang diberikan oleh pemerintah, yang mengharuskan siswa mendapat makanan berupa daging, telur dan susu. Xuyue juga menyebutkan bahwa sekolah itu menyediakan tujuh kotak susu yang sudah kadaluarsa.
Skala program makan sekolah China memang amat mengkhawatirkan. Pemerintah mengalokasikan dana sebesar 16 miliar yuan atau sekira Rp.24,6 triliun atau sekira (Rp.1.538 per yuan), untuk tahun ini. Dana itu akan digunakan untuk makan siang gratis kepada sekira 26 juta siswa di wilayah miskin.
Tetapi jumlah yang dialokasin China jauh berbanding terbalik dengan yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat (AS) untuk program yang sama. AS mengeluarkan dana sebesar USD.11,1 miliar atau sekira Rp.105,4 triliun (Rp.9.588 per USD) untuk program makan siang di sekolah-sekolah mereka.
Banyak warga China yang mengikuti kasus ini mencurigai dana tersebut sudah dikorup oleh para pejabat mereka. Tetapi rakyat China tidak hanya mempertanyakan kasus ini, tetapi juga keseriusan pemerintah mengenai program makan siang tersebut. [Miao Miao / Beijing] Sumber: NBC