Diberitakan Telegraph yang mengutip koran Oriental Daily, Selasa 1 Januari 2013, Badan Pengawasan Obat dan Makanan kota Shanghai (SFDA) telah menggelar investigasi resmi dan akan segera mempublikasikan temuan mereka. Jika ditemukan kelalaian, maka akan menjadi pukulan besar bagi KFC yang bersaing ketat dengan restoran Dico asal Taiwan dan Ajisen asal China di Negeri Tirai Bambu.
Pihak KFC di Tiongkok mengatakan bahwa mereka akan "secara aktif bekerja sama" dengan pemerintah China dalam penyelidikan tersebut. KFC yang berada di bawah perusahaan Yum Brand ini juga berkomitmen untuk menghormati hukum di China.
Permasalahan pada KFC ini pertama kali terkuak dalam laporan stasiun televisi CCTV pada 18 Desember lalu. stasiun televisi pemerintah ini mengatakan bahwa KFC menggunakan banyak antibiotik dan hormon pertumbuhan pada ayamnya.
Pada penelitian SFDA pada 2010 dan 2011, seperti diberitakan Reuters, ditemukan bahwa delapan dari 19 ayam mentah yang dikirimkan untuk diteliti mengandung antibiotik kadar tinggi. Ayam-ayam ini diambil dari sebuah peternakan di Liuhe, provinsi Shandong, salah satu produsen ayam pedaging terbesar di China.
Usai penelitian itu, KFC memutus kontrak dengan penyalur ayam itu. Selain KFC, perusahaan McDonald juga mengakhiri kontraknya dengan peternak tersebut. Akhirnya, pemerintah China menutup dua peternakan di provinsi Shandong penyalur ayam untuk KFC dan McDonald itu.
SFDA sekarang tengah menyelidiki apakah KFC telah melakukan langkah yang tepat dalam memperbaiki kesalahan mereka atau tidak. Perusahaan yang bermarkas di Louisville, Kentucky, ini akan dikenakan denda jika terbukti melanggar peraturan. Belum ada laporan resmi dari SFDA terkait penyelidikan ini. [Miao Miao / Beijing]