Cen, yang tinggal di Guigang, Provinsi Guangxi, mengatakan ia kecanduan dengan rambutnya dan begitu menghargai rambut panjangnya itu. Tak mengherankan setiap ia keluar, rambut super panjangnya itu menarik perhatian banyak orang.
Selain rajin merawatnya, ia rajin mengumpulkan setiap helai rambut yang rontok. "Mulai tahun 2005, saya mengumpulkan rambut yang rontok saat disisir. Biasanya saya mengumpulkan sekitar 50 gram dalam setahun," ujar Cen seperti dikutip Dailymail, Jumat (1/3/2013).
Cen mengatakan, banyak orang yang menawarkan membeli rambutnya itu dengan harga yang tinggi. Ia pernah ditawarkan 20 ribu Yuan (sekitar Rp 31 juta).
Cen begitu rajin merawat rambutnya itu dan ia sungguh bangga belum ada uban yang tumbuh."Jika rambut mulai menjadi abu-abu, saya akan mengecat semuanya menjadi putih, dan membuatku terlihat berbeda," ujarnya.
Saking panjang rambutnya, lanjut Cen, ia harus rela menghabiskan waktu satu jam untuk berkeramas dan setengah hari mengeringkannya. Dia tak bisa mencuci rambut panjangnya itu ketika mandi karena super panjang. Saat mencuci rambutnya, ia terpaksa membungkuk ke arah ember.
Cen mencuci rambutnya setiap empat hari dan rahasia agar rambutnya tetap mengkilap adalah dengan menggunakan botol bir.
Cen bukan satu-satunya orang yang terobsesi dengan pertumbuhan rambutnya. Perempuan Red Yao, kelompok etnis minoritas dari Huangluo Yao Village di China mempunyai panjang rambut rata-rata 5,5 meter dengan jika diukur sampai yang terpanjang sekitar 6,8 meter.
Hebatnya, para wanita itu hanya memotong rambutnya sekali dalam hidupnya hingga usia 16 tahun, sebelum mulai mencari seorang suami. Wanita itu percaya rambut panjang wanita membawa umur panjang, kekayaan, dan keberuntungan. [Zhang Li Li / Beijing]
***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id