INTERNASIONAL | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Rabu, 28 Desember 2011

TAK DISANGKA, PEMERINTAH CHINA BISA KOMPROMI DENGAN WARGA

Dewan Komite Provinsi Guangdong PKC (Partai Komusnis China) mengalah, aksi gencar warga desa Wukan selama 3 bulan ini menentang pemerintah terlihat agak mereda.

Saat ini polisi bersenjata ditarik mundur, warga desa membongkar blokade jalan, di saat yang sama tim kerja pun memasuki desa, Dewan Desa menggelar rapat akbar desa mengalihkan target mereka terhadap lahan yang dijual secara ilegal oleh Dewan Desa terdahulu. Seminggu yang lalu PKC masih mengerahkan pasukannya dan membentuk barisan siap tempur, namun tiba-tiba berubah bermuka manis dan penuh senyum, ada apa di balik semua ini?

Terjadinya perubahan mendadak tersebut karena Wakil Sekretaris Komite Provinsi Zhu Guoming berjanji 3 hal pada para wakil desa: Pertama, membebaskan warga desa yang ditahan; Kedua, mengembalikan jazad wakil desa, Xue Jinpo; Ketiga, mengakui Dewan Darurat Desa Wukan sebagai organisasi yang sah. Diantara ketiga janji sekprov tersebut, janji terakhir yang paling menarik perhatian kalangan luar, karena mengakui legalitas sebuah organisasi yang dibentuk atas inisiatif warga sepertinya telah melampaui batas bawah pemerintahan PKC yang otoriter. Hal ini dianggap masyarakat sebagai suatu kompromi PKC yang tak terduga.

Sebenarnya, selama masih bisa ditekan PKC pasti akan menekan, dan tidak akan pernah mau menolerir, dan menghabisi semua lawannya sudah menjadi sifat dasar PKC. Kali ini berbagai faktor memojokkan PKC sehingga tidak berdaya, atau bisa dikatakan bahwa jika PKC turun tangan, maka kerugian politik yang dideritanya akan jauh lebih besar, sehingga memaksa PKC untuk menahan diri. Jadi kompromi PKC adalah karena terdesak situasi, atau terpaksa menggunakan strategi menarik pasukan karena takut situasi akan berkembang ke arah yang tidak menguntungkan.

Pertama, penyebab utama yang mendesak PKC mengalah adalah keberadaan Dewan Perwakilan Desa Sementara yang mewakili warga desa untuk melakukan otonomi sendiri dan tidak mengakui penjajahan partai komunis. PKC mutlak tidak bisa menolerir dan sangat takut akan adanya fakta bahwa ada pihak yang merebut kekuasaan dari partai komunis apalagi menyangkal kekuasaan PKC, apalagi terhadap sinyal-sinyal yang mengisyaratkan akan adanya China baru yang demokratis menggeser partai komunis. Sehari fakta ini eksis, maka akan semakin dekatlah PKC pada kehancurannya.

Proses terbentuknya Dewan Perwakilan Sementara Desa Wukan serta kemampuan kendalinya selain secara jelas memojokkan PKC, juga untuk pertama kalinya membuktikan bahwa di dalam kebudayaan tradisional China kuno sudah terdapat gen demokrasi yang sederhana namun efektif, dan tidak perlu bercermin lagi dari dunia luar. Hal ini pun membuat teori konyol PKC "mengadopsi demokrasi barat" yang dipropagandakannya menjadi tidak berguna.

Desa Wukan sama sekali tidak perlu mengadopsi apa pun dari bangsa barat, Dewan Marga Desa yang telah dipertahankan selama 400 tahun ini telah menjadi wujud organisasi demokrasi yang alami. Seluruh desa terdiri dari 47 marga, sesuai dengan persentase jumlah warga dari setiap marga diutus 1 - 5 orang wakil untuk membentuk Wakil Warga yang terdiri dari 117 orang dan memiliki hak voting. Lalu dari 117 orang Wakil Warga ini memberikan suara untuk memilih 13 orang wakil yang akan menjadi Dewan Desa Sementara untuk bernegosiasi dengan pemerintah.

Sistem pemilihan secara representatif seperti ini sangat mirip dengan sistem pemilihan pada pemilu presiden di AS. Dengan kata lain, hubungan leluhur kuno masyarakat desa secara alamiah dan tanpa cacat dapat berubah menjadi sistem demokrasi China yang khas. Ini sudah bukan lagi suatu mata pelajaran yang harus diteliti dan dibuktikan oleh para pakar politik, melainkan suatu kenyataan yang obyektif. Bagaimana mungkin hal ini tidak membuat PKC kelabakan?

PKC tidak memiliki kartu as apa pun untuk membasmi instansi yang terpilih oleh kehendak rakyat ini, dan hanya bisa menggunakan istilah "mengakui" secara permukaan untuk meredam pertentangan, dan berharap agar dapat: Pertama, memecah belah pemimpin Dewan Desa dengan para warga desa lalu menyerangnya satu persatu; Kedua, menciptakan alasan untuk menindas, seperti yang pernah dikatakan Zhu Guoming yakni 'jika koordinator dan provokator masih terus menghasut warga desa untuk melawan pemerintah, akan ditindak tegas'. Dilihat dari makna ini, mengalahnya PKC menyimpan dendam yang akan dilampiaskan di kemudian hari.

Kali ini PKC sulit untuk turun tangan karena puluhan wartawan media internasional telah menempati Desa Wukan, mereka juga telah mengorbitkan situasi di Wukan di forum internasional, PKC sudah tidak mungkin lagi mengepung desa lalu menumpas secara diam-diam.

Apalagi maraknya api perlawanan ini telah menyebar dari Wukan ke Kota Shantou dan sejumlah kota lainnya di sekitar situ, PKC mulai kewalahan, dan mengira dengan menstabilkan sumber awal dapat menjadi peringatan bagi daerah lain.

Ditambah lagi dengan "Kelompok Pemuda Patriotik Wukan" yang dibentuk oleh muda-mudi Wukan telah menggalang massa hampir seribu orang lewat media grup QQ, menggelar pawai dan berkumpul bersama, serta menjaga keamanan dan ketertiban, dan menjadi kekuatan utama yang menopang Dewan Desa. Hal ini mirip sekali dengan gerakan pemuda pada Revolusi Mesir. PKC sama sekali tak berdaya terhadap hal ini, dan hanya bisa mundur selangkah untuk mencari kesempatan untuk menumpas mereka.

Yang berbeda dengan Peristiwa Tiananmen 4 Juni 1989, kali ini Wang Yang yang berprinsip lentur demi mendapatkan posisi pada Dewan-18, dengan Zhou Yongkang yang mewakili polisi bersenjata yang berprinsip menekan, saling bersitegang. Akhirnya Wang Yang terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Hu Jintao, sehingga Wukan pun lolos dari maut. Namun ini bukanlah belas kasih terhadap rakyat dari Wang dan Hu, melainkan keseluruhan kepentingan politik PKC yang beranggapan bahwa untuk kasus ini tidak ada manfaatnya melakukan kekerasan.

Dari sisi warga Wukan, bisa dikatakan perlawanan memperjuangkan hak mereka telah mendapatkan hasil awal yang baik. Dari sisi seluruh rakyat China, hasil yang diraih Wukan ini dapat dilihat kekuatan dari perlawanan yang kompak dan dorongan terhadap keyakinan diri. Namun PKC pasti tidak akan tinggal diam begitu saja. Pihak penguasa PKC telah menetapkan status 3 orang wakil desa yang dibebaskan tersebut sebagai "bebas bersyarat", yang artinya tetap bersalah, lalu mencari alasan untuk tidak mengembalikan jazad Xue Jinpo, dan jika dilihat dari berbagai cara memecah belah pemimpin Dewan Desa dengan warga, PKC terus berupaya mencari kesempatan untuk membalas, dan hal ini terlihat sangat mencolok.

Hanya dengan mengenali sifat jahat PKC secara jelas, dan mengesampingkan semua harapan terhadap PKC, bersiteguh mempertahankan kekompakan Dewan Desa dan Kelompok Pemuda Desa, di saat yang sama juga membantu media internasional untuk mengekspos peristiwa di Wukan, barulah siasat licik PKC tersebut dapat dipatahkan, dan kemenangan dapat diraih oleh pihak warga. [Li Tian Xiao / Jakarta / Tionghoanews]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA