Dua negara Asia China dan Jepang melakukn kerja sama dalam mengembangkan sistem robot yang kemungkinan akan meningkatkan keberhasilan intervensi bedah pembuluh darah otak. Media Reuters mewartakan, Selasa (10/1), tim peneliti membuktikan kelayakan dan efisiensi selama operasi intervensi vaskular (VIS) untuk mengobati penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular.
Penelitian itu dilakukan oleh Universitas Kagawa, Jepang, dan Universitas Beihang, serta Rumah Sakit Angkatan Laut Pembebasan Rakyat (NGH), China. Prof Tian Zengmin, Direktur Departemen Bedah Saraf dari NGH, mengatakan, sistem ini akan memungkinkan dokter untuk melakukan operasi intervensi vaskular akurat dan menghilangkan risiko paparan radiasi.
Sistem robot itu terdiri dari master control, terminal dan layar dengan sistem navigasi gambar. Dokter mengoperasikan alat itu dari master control dengan gambar tiga dimensi pembuluh darah pada layar, kemudian mengirimkan gerakan ke terminal robot. Sehingga robot mampu memasukkan tabung ke dalam pembuluh darah. Sensor dipasang pada tabung, transmisi informasi kontak antara tabung dan dinding pembuluh untuk memastikan keakuratan penyisipan yang secara signifikan meningkatkan efek dari intervensi.
Penelitian itu dilakukan dengan menyelesaikan proses pengujian sistem pada hewan. Selama tes pada hewan, fungsi remote control memungkinkan operasi untuk dilakukan oleh Universitas Kagawa, Jepang, pada mata pelajaran di Beijing, China. Sistem itu juga membantu dengan komunikasi antara dokter dari tempat yang berbeda. [Miao Miao / Beijing]
Penelitian itu dilakukan oleh Universitas Kagawa, Jepang, dan Universitas Beihang, serta Rumah Sakit Angkatan Laut Pembebasan Rakyat (NGH), China. Prof Tian Zengmin, Direktur Departemen Bedah Saraf dari NGH, mengatakan, sistem ini akan memungkinkan dokter untuk melakukan operasi intervensi vaskular akurat dan menghilangkan risiko paparan radiasi.
Sistem robot itu terdiri dari master control, terminal dan layar dengan sistem navigasi gambar. Dokter mengoperasikan alat itu dari master control dengan gambar tiga dimensi pembuluh darah pada layar, kemudian mengirimkan gerakan ke terminal robot. Sehingga robot mampu memasukkan tabung ke dalam pembuluh darah. Sensor dipasang pada tabung, transmisi informasi kontak antara tabung dan dinding pembuluh untuk memastikan keakuratan penyisipan yang secara signifikan meningkatkan efek dari intervensi.
Penelitian itu dilakukan dengan menyelesaikan proses pengujian sistem pada hewan. Selama tes pada hewan, fungsi remote control memungkinkan operasi untuk dilakukan oleh Universitas Kagawa, Jepang, pada mata pelajaran di Beijing, China. Sistem itu juga membantu dengan komunikasi antara dokter dari tempat yang berbeda. [Miao Miao / Beijing]
