INTERNASIONAL | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Jumat, 13 Januari 2012

KEMBALINYA KUNGFU ALA BRUCE LEE

Sam Lau mengambil pedangnya dan mengibaskannya dalam gerakan-gerakan yang mengerikan sambil berjalan ke arah salah satu muridnya, yang mundur sambil tertawa gugup. Di sekitar mereka, sejumlah murid kung fu bertarung dengan sengitnya.

Ada banyak murid yang datang ke studio Lau di Hong Kong, bahkan beberapa diantaranya datang dari tempat jauh seperti Italia—untuk berlatih gaya kung fu yang disebut dengan wing chun, yang kembali popular setelah sekian dekade sejak kematian dari salah satu pengikutnya yang sangat terkenal, Bruce Lee. 

Popularitas wing chun kembali mencuat setelah diangkat dalam prekuel film tentang Yip Man, salah seorang 'sifu' wing chun atau guru yang hebat, sekaligus yang paling dikenal sebagai orang yang mengubah Lee dari petarung jalanan menjadi legenda seni bela diri.

"Saya mulai belajar wing chung karena film 'Yip Man'. Dia orang yang luar biasa hebat," kata Sam Ng (12), seperti dikutip dari media. "Ketika Yip Man melihat seseorang memukul orang lain, dia akan membela dan menolong mereka."

Ng menunjukkan serangkaian gerakan memotong yang tajam, yang diikuti dengan gerakan membungkuk formal.

Meskipun banyak murid yang tertarik belajar wing chun gara-gara film yang dirilis tahun 2008 dan dibintangi Donnie Yen itu, termasuk film sekuel dan prekuelnya, sesungguhnya seni bela diri ini dikenal karena mampu menjaga kesehatan tubuh dan untuk mempertahankan diri, ujar anak laki-laki Yip, Yip Ching (77).

"Yip Man memang membuat dunia tahu mengenai wing chun, tapi kini seni bela diri ini semakin popular," sahutnya.

Kecerdikan dan Fokus

Lau (64) pernah menjadi asisten Yip dan kini menjadi 'sifu' dengan 1.000 orang murid. Menurutnya, wing chun menarik begitu banyak murid dari berbagai latar belakang karena seni bela diri ini menekankan pada kecerdikan dan fokus, ketimbang pada kekuatan fisik.

Seperti halnya pengikut wing chun lainnya, Lau terus-menerus memperkenalkan pendiri legenda wing chun –diantaranya adalah seorang perempuan muda dari China selatan semasa Dinasti Qing, Yim Wing Chun, yang menggunakan teknik yang diajarkan oleh seorang biarawati untuk melawan seorang panglima perang lokal yang mencoba menjebaknya agar ia mau menikahinya.

Yip Man membawa seni bela diri ini ke Hong Kong dan berkat Bruce Lee ditambah dengan masa keemasan film Hong Kong, seni bela diri ini berhasil menarik perhatian dunia.

"Seorang perempuan yang tengah berada didalam situasi berbahaya bisa melakukan sesuatu yang sangat serius, sangat garang –menyerang mata, dagu, leher—wing chun adalah pertempuran yang sesungguhnya, pertahanan diri yang sebenarnya yang bergantung pada teknik Anda," kata Lau.

Beruntung, studio milik Lau di Hong Kong bekerjasama dengan Tsim Sha Tsui tidak memiliki murid-murid yang gemar bertengkar satu sama lain. Sebaliknya mereka berdiri berpasang-pasangan dalam latihan yang disebut chi sao, atau 'tangan lengket' –elemen kunci dalam wing chun dimana para murid belajar untuk merespon langsung gerakan dari lawan.

Latihan lainnya melibatkan tendangan dan pukulan. Para murid juga dilatih dengan kayu, dan dalam tahap lanjutan, menggunakan tiang atau pedang.

Murid-murid juga belajar untuk mengecoh lawan dengan kecepatan dan memberikan pukulan-pukulan cepat, sambil tetap mempertahankan keseimbangan.

Latihan yang paling penting disini bukanlah latihan yang paling spektakuler. Murid-murid Lau mengatakan mereka melatih tubuh mereka untuk bereaksi lebih cepat daripada otak.

Mereka juga belajar menghadapi kondisi pikiran dan tubuh yang berbeda-beda, dimana relaksasi bisa membuat pikiran menjadi benar-benar fokus, sahut murid Lau asal Italia, Furio Piccinini.

"Bahkan di saat menonjok dengan sangat cepat, kamu harus dalam keadaan santai…. Normalnya kamu akan berpikir bahwa untuk menonjok, kamu menggunakan kekuatan. Tapi itu tidak benar, kamu menggunakan berat badan untuk menonjok dan untuk membangun kekuatan," sahutnya.

"Kalau kamu santai, kamu bisa membangun kekuatan yang besar. Saya pikir ini sangat luar biasa –ini seperti geometri, fisika. Dengan satu gerakan sederhana kamu bisa mendorong sangat, sangat kuat."

Piccinini (34) dan rekannya Silvio Gazzaniga secara teratur membawa murid dari sekitar Milan ke Hong Kong untuk mengikuti latihan wing chun.

Erica Rossetti (23), mulai belajar wing chun tiga tahun yang lalu karena pacarnya sudah lebih dulu belajar seni bela diri ini, dan tak lama ia langsung jatuh cinta dengan wing chun.

"Saya menyukainya karena sekarang saya tidak malu lagi," sahutnya. "Sebelumnya, saya pemalu tapi sekarang saya telah menemukan bagian lain dari diri saya. Saya memiliki lebih banyak energi positif."

Menghidupkan 'Yip Man'

Lau juga mengaku bahwa meningkatnya jumlah muridnya adalah berkat internet yang memungkinkan calon murid bela diri ini menemukan para pengikut Yip dan sekolah kung fu wing chun yang benar.

"Wing chun adalah kung fu terbaik di dunia dan kami harus memberitahukan pada dunia bahwa inilah wing chun yang benar," katanya. "Banyak orang melihat website saya, mereka mengatakan seni bela diri ini sangat bagus, ini menghidupkan Bruce Lee kembali."

Namun jumlah pasti dari murid wing chun di seluruh dunia sangat sulit untuk diprediksi, dan ini, ujar Lau, menjadi permasalahan wing chun.

Berasal dari petarung jalanan yang keras dan terkadang kotor, olahraga ini tidak memiliki sistem yang standar dalam mengadakan ujian dan kompetisi dan minimnya tokoh internasional dibandingkan dengan seni bela diri lainnya seperti judo dan taekwondo.
   
Lau menjadikan hal ini sebagai misinya untuk 'menyatukan wing chun', untuk tetap menghidupkan berbagai teknik Yip Man di masa depan.

"Saya diminta pemerintah China untuk mempromosikan wing chun, untuk mengembangkannya dan mengajak dunia untuk mengikuti wing chun," katanya. "Tapi mereka (pemerintah) hanya tahu soal medali emas dan pertandingan Olimpiade. Kita tidak bisa menunggu mereka. Kita memiliki tugas untuk melakukan ini dengan atau tanpa pemerintah."

Dengan adanya sejumlah guru yang mengaku menjadi penerus Yip Man, maka misi Lau untuk mengetuai gerakan wing chun yang bersatu padu bakal sulit dilakukan.

Namun sekelompok orang yang berkumpul di makam Yip saat peringatan musim gugur kemarin menunjukkan jika Yip masih terus diingat.

Sejumlah pengunjung asal Eropa yang tidak mengerti bahasa lokal, tapi ikut berbaris menghormati Yip dengan menyalakan dupa, beras dan babi panggang.

Seorang murid asal Hong Kong, Tony Ng, baru belajar wing chun selama setahun namun ia melihat wing chun akan menjadi bagian dalam kehidupannya di masa depan.

"Saya belajar menggunakan seluruh tubuh saya untuk bertarung," katanya. "Itu sangat mudah diucapkan tapi sangat sulit dilakukan." [Eleven Yang / Hongkong]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA