China telah membebaskan 21 orang nelayan Vietnam yang ditahan sejak bulan lalu, menyusul sengketa wilayah pulau di Laut China Selatan, seperti disampaikan seorang pejabat.
China menuduh para nelayan itu menangkap ikan secara ilegal di perairan dekat dengan Pulau Paracel Islands, yang diduduki sejak 1974 lalu. Vietnam juga mengklaim pulau tersebut, kata pria yang ditahan di perairan tersebut. Perdebatan terjadi ditengah meningkatnya ketegangan dalam sengketa klaim wilayah.
Pejabat mengatakan para nelayan dibebaskan pada Jumat (20/4) setelah menandatangani sebuah pernyataan tertulis, menurut laporan kantor berita Xinhua.
Para nelayan berjanji untuk "tidak memasuki wilayah maritim China, terutama untuk memancing di wilayah perairan ini", seperti disampaikan oleh Biro Perikanan Laut China Selatan.
Pernyataan itu menyebutkan kapal milik nelayan Vietnam mengangkut bahan peledak dan peralatan lain yang digunakan untuk 'bom' ikan.
Vietnam menyampaikan protes resmi setelah nelayannya ditahan China pada 3 Maret lalu, dan meminta pembebasan warga negaranya tanpa syarat.
Ketegangan antara kedua negara meningkat karena saling klaim kepemilikan Pulau Paracels, yang merupakan pulau kecil dan karang.
Satu pekan sebelum penahanan sejumlah nelayannya, Vietnam mengatakan China melakukan pelanggaran serius atas kedaulatan negara itu dengan mengijinkan ekplorasi minyak dekat Pulau Paracel. Laut China Selatan, diperkirakan kaya akan kandungan minyak dan gas alam, dan diperebutkan oleh sejumlah negara.
Selain China dan Vietnam, pulau-pulau di wilayah itu juga diklaim oleh Filipina, Brunei, Malaysia dan Taiwan.
China mengklaim hampir seluruh bagian perairan, dan dekat dengan wilayah laut negara lain. Bulan lalu kapal perang China dan Filipina sempat berselisih, ketika berada di wilayah perairan dangkal Laut China Selatan yang disengketakan akibat klaim teritorial sejumlah negara. [Miao Miao / Beijing]
