Pada Kamis malam pekan lalu, menurut keterangan Konsulat Jepang di Shanghai, empat warga Jepang dan seorang rekannya asli China diserang oleh lima orang warga setempat ketika mereka sedang makan di sebuah restoran Jepang di Shanghai.
"Empat orang ini mula-mula ditanya apakah mereka warga Jepang oleh lima orang China. Setelah mereka mengiyakan, maka terjadilah pemukulan," ujar Isamu Ishikawa, kepala urusan umum di konsultat Jepang di Shanghai, kepada China Daily.
"Mereka tidak mengetahui lima orang China yang menyerang itu, tapi mungkin serangan ini berkaitan dengan urusan pribadi," kata Ishikawa. Lima orang ini menderita cedera ringan.
Di Shanghai memang sempat terjadi demonstrasi ketika memperingati ulang tahun ke 81 tahun pendudukan Jepang di China selama 14 tahun. Para pengunjuk rasa berkumpul di lokasi wisata utama di Shanghai, kemudian bergerak ke Lapangan Rakyat dan The Bund sebelum berkumpul dekat konsulat Jepang di Shanghai.
Biro Statistik Shanghai merilis angka ekspatriat di kota Shanghai pada akhir 2010 adalah yang terbesar di seluruh China, dengan populasi sebanyak 143.200 orang. Orang Jepang adalah yang terbanyak (20,7 persen) di kalangan orang asing yang tinggal di Shanghai.
Seorang sosiolog dari Universitas Fudan di Shanghai mengatakan, rasionalisme dan kepekaan lebih diperlukan ketika menghadapi masalah internasional. Sedangkan "Patriotisme tidak dapat digunakan untuk melakukan tindak kekerasan," kata Hu Shoujun sang sosiolog. [Meilinda Chen / Jakarta]
PESAN KHUSUS
Silahkan kirim berita/artikel anda ke ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id
MENU LINKS
http://berita.tionghoanews.com
http://internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com