INTERNASIONAL | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Kamis, 31 Januari 2013

MENGENAL AKSI PENIPUAN TURIS DI CHINA & CARA MENGHINDARINYA

China adalah salah satu negara favorit wisatawan. Tapi terlepas dari kekayaan alam, budaya dan kulinernya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan terkait penipuan turis di China. Berikut pemaparannya.

Dataran luas China punya sejuta destinasi wisata. Di ibukotanya yakni Beijing, destinasi wisata yang paling terkenal adalah Kota Terlarang. Di kota besar lain yakni Shanghai, wisatawan bisa melihat gedung tertinggi seantero China yakni Canton Tower. Provinsi Sichuan terkenal dengan masakannya yang bercitarasa pedas. Belum lagi, Tembok Besar China yang menjadi salah satu Keajaiban Dunia.

Namun ingat, traveling ke China berarti Anda perlu berhati-hati. Situs China Mike mengulas beberapa penipuan, alias scam, yang kerap terjadi di China. Para scammers beroperasi di 'area abu-abu' dalam hukum. Ada kalanya polisi tak bisa berbuat apa-apa saat traveler tertipu.

Berikut 5 jenis penipuan yang umum ditemukan di China dan cara menghindarinya, berdasarkan situs China Mike yang dikutip detikTravel, Kamis (31/12/2013):

1. Jamuan minum teh/praktek bahasa Inggris

Ini adalah jenis penipuan turis yang paling umum ditemukan di China. Di Beijing, praktek penipuan ini banyak ditemui di kawasan ramai turis seperti Wangfujing dan Houhai Lake. Di Kota Shanghai, kawasan yang harus diwaspadai adalah Nanjing Road dan Adjacent People's Park.

Turis yang paling diincar adalah traveler pria yang pergi sendirian. Begini skenarionya: seorang gadis asli China, biasanya bertampang lugu, mendekati Anda. Kemudian ia meminta Anda untuk mengikuti jamuan minum teh, atau mengajarinya bahasa Inggris.

Walhasil, Anda pun ikut dengan si gadis untuk jamuan minum teh. Tiba-tiba saja, setelah jamuan usai, Anda disuguhi bon dengan catatan harga selangit. Biasanya mencapai ratusan dolar Amerika!

Agar tak terkena penipuan seperti ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, waspada terhadap siapa pun yang melakukan kontak atau menyapa Anda. Apalagi kalau dia seorang gadis. Pakailah intuisi Anda, karena seharusnya, gadis China tidak semudah itu mendekati wisatawan asing.

Kedua, tolak dengan halus ajakan mereka kalau Anda diminta pergi ke suatu tempat. Jangan takut dianggap kasar kalau menolak. Tersenyumlah, katakan 'goodbye', lalu teruslah berjalan.

2. Uang palsu

Praktek uang palsu cukup marak di China. Tak heran, uang palsu pun beredar di seluruh China. Mirisnya, sasaran utama uang palsu ini adalah wisatawan yang tak tahu-menahu soal uang negara China.

Untuk menghindari uang palsu, hal sederhana yang bisa dilakukan adalah mengecek uang kembalian terutama pecahan 50 dan 100 Yuan. Apakah terasa tipis dan licin? Apakah watermark-nya terlihat? Jika ya, Anda memegang uang yang benar. Mengambil uang di ATM dan bank (bukan money changer) juga bisa menghindari Anda dari uang palsu.

3. Taksi hitam

Taksi ini bukan berwarna hitam secara harfiah. 'Taksi hitam' adalah sebutan bagi taksi-taksi ilegal yang tidak terdaftar izinnya. Mereka punya argometer yang menunjukkan harga tidak masuk akal. Jangan salah, banyak taksi seperti ini berkeliaran di China terutama di Bandara Beijing.

Cara menghindarinya, saat Anda berada di bandara cegatlah taksi dari loket resmi. Loket tersebut berada di bagian dalam bandara. Jangan sekali-kali mencegat taksi di luar bandara, apalagi yang 'asal lewat'. Mudah untuk membedakan mana taksi legal dan mana yang ilegal. Taksi legal di Beijing punya plat bertuliskan "B".

4. Tur super murah

Saat berkeliling kota besar terutama Beijing, Anda bisa menemukan banyak tawaran tur murah. Salah satu destinasi tur yang paling populer adalah Tembok Besar China. Akuilah, siapa yang tidak tergiur dengan tur murah-meriah?

Tapi justru inilah yang harus dihindari wisatawan. Keganjilan pertama dimulai dari bus yang kotor. Setelah itu, sepanjang perjalanan, Anda akan dibawa memasuki toko-toko mulai dari suvenir sampai obat tradisional China. Asal tahu saja, para penyelenggara tur ini mendapat uang komisi dari toko-toko tersebut.

Sebaiknya hindari tur 'abal-abal' dengan harga murah-meriah. Rencanakan dan pilih tur yang tepat. Tur yang bagus dikelola langsung oleh hotel atau hostel tempat Anda menginap. Atau, pilihlah tur yang direkomendasikan di buku panduan wisata.

Sebelum memutuskan akan ikut tur atau tidak, tanya dulu detil perjalanannya. Jangan lupa cek kartu pengenal masing-masing pemandu, apakah perusahaan turnya jelas atau tidak. Memakai seragam pun belum jaminan kalau mereka tidak menipu.

Pengalaman seorang pembaca detikTravel ini mungkin bisa jadi pembelajaran untuk semua. SK melakukan backpacker ke Beijing, salah satu tujuan wisatanya adalah Summer Palace. SK memakai jasa pemandu wisata lokal, berseragam dan name tag istana dan foto identitas lengkap yang menawari tur dengan harga murah.

"Ternyata menipu. Walau awalnya menarik dan informatif. Tahu-tahu dia menghilang, pada saat kami masuk salah satu ruangan. Kapok deh," ungkap SK.

5. Beberapa penipuan lain

Selain 4 jenis penipuan di atas, ada beberapa penipuan turis lain yang perlu diwaspadai. Becak misalnya, di wilayah ramai turis seperti Beijing dan Shanghai, para penarik becak sering pura-pura salah mendengar harga. Anda bisa saja menyetujui harga 30 Yuan untuk sekali perjalanan. Namun yang terjadi kemudian, si penarik becak meminta 300 Yuan karena mengaku salah dengar. Atau meminta 30 Yuan untuk masing-masing orang, bukan harga keseluruhan.

Penipuan turis lain kerap terjadi di klinik pengobatan tradisional China. Beberapa klinik herbal menawarkan diagnosa dan obat-obatan yang mahal. Lebih baik hindari klinik-klinik yang bukan bagian dari tur Anda.

Di Hong Kong, tak jarang wisatawan menemukan biksu palsu yang meminta sumbangan. Mereka bahkan punya buku catatan sendiri, memperlihatkan jumlah uang donasi dari turis-turis negara lain. Jangan terjebak, karena pada hakikatnya, biksu tidak meminta-minta. [Louis Koh / Beijing]

Teks Iklan !

Pasang iklan baris usaha anda dibagian bawah artikel ini, dengan cara kontak email Tionghoanews

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA